Mohon tunggu...
Juslianto
Juslianto Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Akuntansi Manajemen Pemerintahan Politeknik Negeri Bandung yang sedang merintis bisnis di bidang kuliner dan portal infomasi event kemahasiswaan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Perlunya Akuntansi Karbon Demi Keberlangsungan Hidup Manusia Bumi

27 Mei 2016   13:18 Diperbarui: 27 Mei 2016   13:24 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Seiring dengan berkembangnya bidang keilmuan akuntansi, maka banyak bermunculan bidang-bidang akuntansi era baru yang belum kita kenal sebelumnya. Jangan kaget, bila banyak istilah-istilah keilmuan akuntansi yang masih asing dan aneh kedengarannya, namun faktanya hal tersebut ada dan sedang berkembang saat ini. Salah satu contohnya adalah akuntansi karbon. Bidang akuntansi ini sangat sedikit sekali yang membahas, oleh karena itu penulis ingin membahas bidang ini agar menjadi salah satu pengetahuan baru bagi kita, khususnya mereka yang bergelut di bidang akuntansi.

Akuntansi merupakan seni dalam mengukur, berkomunikasi dan mengintepretasikan aktivitas keuangan dalam perusahaan. Secara luas akuntansi merupakan bahasa bisnis.Sedangkan karbon adalah zat arang yang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan nomor atom 6 pada tabel periodik. Akuntansi karbon itu sendiri merupakan penggabungan dua konsep diatas yang memunculkan biaya sosial untuk pengelolaan karbon sebagai dampak eksternalitas operasional perusahaan.

Latar Belakang Kemunculan

Pemanasan global yang semakin meningkat akhir-akhir ini, mejadi masalah serius bagi seluruh manusia. Hal ini disebabkan karena efek gas rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu bumi yang semakin panas serta mencairnya es di kutub yang menyebabkan permukaan air laut menjadi naik. Hal ini akan sangat berdampak bagi kehidupan manusia jika tidak segera ditangani. Menyadari pentingnya pengelolaan lingkungan demi keberlanngsungan hidup masyarakat dunia, maka munculah gagasancarbonomics dan kemudian menjadi carbon accounting ( Akuntansi karbon ).

Protokol Kyoto

Protokol Kyoto adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang perubahan iklim ( UNFCCC ), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca seperti karbondioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksaflourida , HFC dan PFC. Protokol imi menjadi salah satu landasan penerapan akuntansi karbon. Indonesia sendiri sudah meratifikasi Protokol Kyoto melalui pengesahan UU No 17 Tahun 2004. Sayangnya pemerintah belum mengimplementasikan akuntansi karbon ke setiap perusahaan di Indonesia, dikarenakan Hukum dan SDM yang masih terlalu rendah. Indonesia bekerjasama dengan Australia dan Cina dalam perdagangan karbon. Dimana perdagangan karbon adalah salah satu mekanisme dalam Protokol Kyoto. Model perdagangan ini dapat digambarkan demikian :

  • Perusahaan -perusahaan awalnya melakukan kesepakatan ( melalui regulasi pemerintah ) tentang seberapa besar CO2 yang dihasilkan oleh mereka.
  • Jika perusahaan tertentu memproduksi barang/jasa menghasilkan emisi CO2 kurang dari batas maksual, mereka memiliki nilai kredit
  • Sebaliknya, jika perusahaan tertentu melebihi batas ambang emisi CO2, mereka dapat membeli kredit dari perusahaan yang memiliki emisi di bawah ambang batas.

Implikasi dari perdagangan karbon ini adalah munculnya manajemen biaya karbon.

Manfaat Penerapan Akuntansi Karbon

Pelaporan biaya karbon bisa dimasukan menjadi bagian dalam CSR perusahaan. Melalui pelaporan ini, stakeholder dapat menilai peran perusahaan dalam pegurangan gas rumah kaca yang nantinya dapat membuat pandangan positif stakeholder terhadap perusahaan yang dapat mendatangkan manfaat ekonomis. Bagi pemerintah, akuntansi karbon dapat mendorong jalannya kerjasama denga negara maju terkait Reducing Emmisions Fro Deforestation & Forest Degradation ( REDD ) yang dapat membuat Indonesia memperoleh dana pemulihan hutan. Bagi masyarakat, akuntansi karbon dapat mengurangi potensi bencana alam yang dapat meningkatkan kelestarian hidup manusia di bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun