Mohon tunggu...
Juru Martani
Juru Martani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@jurumartani.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wiranto-Prabowo Bersatu, Jokowi Terancam ?

28 April 2014   17:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13986600281558339930

Namun didalam kenyataannya, mungkin karena sudah terlatih didalam menghadapi segala situasi keamanan negara, maka para petinggi militer memiliki strategi tersendiri yang cerdas dan pada titik tertentu, tak pernah bisa 'disentuh' oleh kalangan sipil. Sebagaimana diketahui, militer adalah prajurit terlatih dan memiliki jiwa corsa (esprit de corps) artinya mereka rela mati demi membela kesatuannya. Ketaatan kepada perintah komandan adalah kunci dalam memenangkan pertempuran atau keberhasilan sebuah operasi. Apakah teori ini juga bisa diterapkan didalam dunia politik ?

Tentu saja bisa, dan sudah terbukti ketika terjadi peristiwa kerusuhan di tahun 1998 lalu, yang berdampak sangat  luas itu  diawali oleh segelintir oknum berambut cepak yang ditengarai sebagai provokator dan berasal dari anggota militer (pasukan khusus).  Siasat dan strategi yang telah disusun oleh petinggi militer sangatlah rahasia, sulit untuk dideteksi oleh rakyat, dan jarang sekali gagal.

Kondisi inilah yang membuat saya berpikir bahwa posisi Jokowi tentu makin terancam mengingat kedua purnawirawan Jenderal itu kini telah bersatu. Kekuatan Prabowo bertambah. minimal disisi dukungan moril dari kalangan petinggi ABRI.

Bila militer sudah bergerak, jangan pernah dianggap sepele. Bukannya kita harus takut kepada militer, sebab sejatinya mereka dibentuk untuk melindungi rakyat, namun bila militer sudah memasuki wilayah politik, masihkah bisa dipercaya bahwa mereka tak punya tujuan 'tersembunyi'

Saya sungguh yakin bahwa kondisi keamanan menjelang Pemilu Presiden 2014 hingga hari pencoblosan nanti, tentu akan aman terkendali, sebab masih ada kandidat Militer yang sedang ikut 'bertanding' . Tapi setelah itu, ketika selesai perhitungan suara dan ternyata pemenangnya adalah dari kalangan sipil, apakah kandidat lainnya bisa bersikap ikhlas dan legowo ?

Tentu itu yang diharapkan, namun nantinya bila menyampaikan pernyataan menerima kekalahan janganlah sekedar terucap dibibir saja. Apalagi yang dari kalangan militer, sudahlah untuk apalagi memberontak, rakyat sudah banyak menderita, jangan lagi menambah lembaran hitam penderitaan rakyat !

Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun