Mohon tunggu...
Juru Martani
Juru Martani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@jurumartani.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ahok Pandai, Tapi Tidak Pandai-pandai

27 Februari 2015   04:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:26 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahok dalam hal ini melakukan sedikit kekeliruan. Bolehlah dia jadi pejabat yang pandai dalam menyusun rencana dan mengelola majemen pemerintahan, namun dengan sikap dan perilaku yang sedemikian keras dan terkesan arogan, bukan tidak mungkin akan berbalik menjadi bumerang yang dapat merintangi jalannya di dalam bekerja.

Mental birokrasi para pejabat kita sudah bertahun-tahun dan turun-temurun mewari si budaya lama yang statis dan feodalistis. Tiba-tiba Ahok tampil dengan pedang teracung-acung mengancam keberadaan setiap orang yang tidak mempu mengikuti apa yang diinginkannya. Tentu hal ini membuat panik berbagai pihak. Sementara niat dan itikad Ahok yang sangat mulia itu seakan tak terlihat lagi dimata orang lain.Publik terlanjur menilai bahwa Ahok dengan perangainya yang keras, dipandang tidak layak lagi memimpin ibukota.

Bila Ahok masih ingin diterima di tengah-tengah komunitas politiknya, maka Ahok harus segera berbenah diri dengan banyak belajar cara untuk menghormati dan menghargai orang lain. Segala permasalahan tentu lebih mudah diselesaikan bila dengan menggunakan cara yang santun dan menunjukkan budaya timur yang sangat menunjung tinggi kehormatan dan harga diri.

Apakah kini Ahok sudah tersesat sedemikan jauh, sehingga dia tak mampu lagi temukan jalan komunikasi yang lebih baik, sampai-sampai dia bersedia meladeni warganya dengan cara emosional yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang kepala daerah?

Bahkan yang sedang hangat di beritakan akhir-akhir ini, Ahokpun juga bersengketa paham dengan Anggota DPRD DKI yang berujung di realisasikannya hak angket untuk menelusuri jejak Pemimpin DKI itu apakah tidak ada penyimpangan dalam proses penyusunan draft Anggaran yang disampaikan kepada Kemendagri beberapa waktu lalu.

Bila dengan lembaga Legisatif-pun Ahok tak bisa akur, lalu bagaimana dia bisa menuntaskan tugasnya sampai periode waktu yang telah dijadwalkan?

Kini Ahok benar-benar sedang melawan badai di tengah samudera politik di tanah air. Cuaca yang buruk disertai petir yang menyambar-nyambar sedang mengancam keberadaan Ahok sebagai Gubernur DKI. Tak menutup kemungkinan bahwa bahtera karir sebagai birokrat yang telah dia bangun bertahun-tahun, tiba-tiba karam sebelum sampai ke dermaga tujuan.

Semoga Tuhan memberinya jalan yang terbaik..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun