Siang kemarin, selepas Sholat Zuhur di Masjid Taqwa, Kampung Jawa Curup, sebuah kelurahan yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, aku sempat berbincang dengan Wak Uban.Seperti biasa, pria berusia hampir 70-an tahun itu melontarkan ucapan syarat hikmah.
"Apa yang membedakan orang sekarang dengan Rasulullah SAW dan para sahabat beliau?" ujarnya.
Belum sempat aku menjawab, Wak Uban langsung berkata, "Kalau Rasulullah dan para sahabat sedikit makan, sedikit tidur, sedikit bicara. Sedangkan kita saat ini sedikit-sedikit makan, sedikit-sedikit tidur, sedikit-sedikit bicara."
Seolah tak mau memberi kesempatan kepadaku untuk menanggapi, Wak Uban, lelaki yang sangat tekun menjalankan tirakat para sufi itu kembali berkata, "Tahukah kamu, apa bid'ah pertama yang terjadi setelah wafatnya Rasulullah? Kenyang. Kenapa kenyang? Karena perut kenyang menyebabkan kita malas ibadah, pikiran menjadi tumpul, dan hati menjadi keras sehingga akan melahirkan sifat-sifat tercela."
Mendengar ucapan itu, aku hanya bisa mengernyitkan dahi. Termangu. Tak tahu harus berkata apa. Karena aku tahu, pria itu sedang mengajariku sesuatu yang sangat penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H