Mohon tunggu...
Jurnalisme Pariwisata Sejarah
Jurnalisme Pariwisata Sejarah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah mahasiswa UNJ pendidikan Sejarah. Disini saya upload artikel teman-teman saya mengenai pariwisata dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Film

Film di Indonesia dan Hubungan Manisnya dengan Usmar Ismail

18 Mei 2022   01:50 Diperbarui: 18 Mei 2022   02:04 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usmar Ismail. Sumber: Muspen Kominfo

Masa ini perfilman di Indonesia sudah memasuki masa-masa emasnya, dengan bertambah peran internet di dalamnya membuat Film makin banyak diminati oleh masyarakat luas. 

Jauh sebelum ini perfilman di Indonesia belum seterkenal sekarang, berkat seorang mantan agen nasional yaitu Usmar Ismail seorang kelahiran 20 Maret 1921 ini berperan penting pada dunia perfilman di Indonesia, mari kita simak apa saja yang dilakukan Usmar Ismail bagi perfilman Indonesia.

Usmar Ismail lahir di keluarga terpelajar sehingga dulunya Ia bersekolah di HIS Batusangkar, MULO Padang. Awalnya Ia memiliki ketertarikan pada syair dan drama sejak muda, Dia pernah bekerja di pusat Kebudayaan bagian Sandiwara. 

Pada tahun sekitar 1944-1945 Ia mendirikan kelompok sandiwara amatir yaitu bernama Maya yang aktif di Gedung Kesenian Jakarta. lalu, beerlanjutnya tahun dan bekecamuknya revolusi kemerdekaan pada saat itu Ia memutuskan pindah ke Yogyakarta dan ikut serta menjadi intelejen negara hingga akhirnya dipenjara di lapas Cipinang, setelah itu barulah Ia menyelami dunia film mulai dari bekerja pada South Pacific FIlm Corporation sebagai sutradara dan produser setelah Belanda angkat kaki dari Indonesia.

Seberlanjutnya karir Usmar Ismail pada dunia film, Ia menghasilkan beberapa film setelah menjadi sutradara pada saat bekerja di South Pacific Film Corporation yaitu Harta Karun dan Tjitra (1949). 

Namun, dalam pembuatan dua film tersebut Ia merasa terkekang sisi kreatifnya karena bekerja pada perusahaan orang sehingga membuat Dia mendirikan Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) pada 1950 yang mana pada saat itu menjadi studio film Indonesia pertama dan menghasilkan film pertamanya yaitu Darah dan Doa yang memulai syuting hari pertamanya pada 30 Maret 1950 di Subang dan membuat tanggal 30 Maret diperingati sebagai hari film Nasional, di sisi lain film ini menjadi kebanggaannya saat itu karena Ia merasa bebas dalam membuat film ini dan dengan Perfinia Ia membuat 33 film termasuk Krisis (1951) dan Tiga Dara (1956).

Usmar Ismail memiliki keidentikan dalam film-filmnya yaitu selalu memasukan unsur khas dari Indonesia. Pada tahun 1955 Ia mendirikan Akademi Teater Perfini untuk mendukung para aktor Indonesia mendapatkan pembelajaran terkait dengan drama. 

Pada masa-masa Indonesia baru merdeka film-film Indonesia belumlah sebanyak dan sekuat sekarang memasuki bioskop-bioskop nasional pada masa itu, masuknya film-film impor pada masa tersebut cukup banyak dan diberikan jam tayang khusus bagi film-film impor sehingga film-film karya anak bangsa banyak tersisihkan. Usmar Ismail adalah salah satu tokoh yang menolak banyaknya film impor masuk ke Indonesia. 

Hingga akhirnya pada 11 November 2021 Presiden Joko Widodo menobatkan Usmar Ismail sebagai pahlawan Nasional dengan 3 pahlawan lainnya yang mana pada tahun tersebut juga diperingati dengan 100 tahun lahirnya Usmar Ismail yang memiliki jasa besar bagi perfilman modern di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun