Mohon tunggu...
Jurnaliska Pena Ardini
Jurnaliska Pena Ardini Mohon Tunggu... Guru - Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Profesional and Persuasive for primary education, detail on do something. Critical thinking, creativity, anda dynamic.someone who interest for learning something new, and social issue. Having knowledge in Tecnology especially for Cybersecurity lisence by Cisco Netwoking Academy and Data Analyst.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghayati Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

2 Februari 2024   23:09 Diperbarui: 2 Februari 2024   23:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan sejatinya memfasiliasi peserta didik agar dapat memiliki keterampilan dalam dirinya. Pendidikan merupakan tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikanlah tercipta sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Tujuan Nasional Pendidikan Indonesia yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa sejatinya harus kita maknai sebagai suatu hal yang harus kita capai bersama.

Kilas balik perjalanan pendidikan di Negara Indonesia, telah mengukir sejarah yang panjang dari awal sebelum kemerdekaan. Proses pendidikan yang dikuasai kolonial tentu bukan wajah pendidikan yang kita inginkan. Seperti sejarah mencatat bahwa pada tahun 1854 proses perjalanan pendidikan di Negara Indonesia dimulai manakala para bupati-bupati di seluruh nusantara menginisiasi sekolah sekolah di kabupaten dengan tujuan untuk memberikan pendidikan kepada calon pegawai. Pada saat itu, hadir pula sekolah yang didirikan atas kepentingan golongan saja antara lain, pendirian sekolah Bumi Poetra yang diselenggarakan untuk mengajarkan calistung untuk kepentingan dasar. Hindia Belanda juga memberikan sekolah kepada calon dokter jawa kala itu. Tentu kondisi pendidikan kala itu amat sangat tidak berpihak pada Pribumi. Pendidikan hanya untuk segelintir golongan, pendidikan tidak dimaknai atas dasar memanusiakan manusia. dan pendidikan amat membelenggu rakyat.

Barulah pada tahun 1922 Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara, putra bangsa kelahiran Yogyakarta itu memberikan kehidupan baru bagi pendidikan di negeri ini. Beliau mendirikan sebuah sekolah Taman Siswa di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan melaksanakan prinsip pendidikan dan pengajaran. Menurutnya, manusia merdeka ialah yang hidupnya mandiri baik secara lahir maupun batin. Tokoh yang akrab dengan semboyannya yaitu Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani ini adalah sosok bapak pendidikan di Indonesia. Gagagasannya dalam memberikan filosofi pendidikan yaitu menuntun kodrat setiap anak untuk mencapai keselamatan, manusia merdeka dalam belajar, adaptif oleh kemajuan, serta belajar mandiri. menjadi landasan berpijak proses pendidikan di Indonesia. 

Menurutnya, proses pendidikan yang mengadopsi gaya pengajaran dunia barat dengan regering,tucht,orde (Perintah,hukuman,dan ketertiban) tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Pendidikan yang seperti ini ia maknai dengan proses pengajaran yang memaksa tanpa memperhatikan kesesuaian dengan keragaman siswa. Oleh karenanya beliau memberikan inovasi baru dengan sistem among merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Sudah semestinya kita menghayati filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara sebagai acuan kita dalam melaksanakan pendidikan di negeri ini. Supaya apa yang dikehendaki dan dicita-citakan oleh bangsa ini terwujud dengan sistem pendidikan yang mendidik menyeluruh.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun