Mohon tunggu...
Jurnal
Jurnal Mohon Tunggu... -

Jurnal adalah software akuntansi berbasis cloud berfokus pada bisnis kecil dan menengah. | @jurnalid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

5 Pemikiran Ini Bisa Buat Anda Berhenti Jadi Pengusaha!

26 Oktober 2015   12:02 Diperbarui: 26 Oktober 2015   12:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa telah terlahir sebagai seorang pengambil risiko (risk – taker) yang alami, memutuskan tindakan tanpa ragu-ragu. Sedangkan yang lainnya adalah seorang peragu yang abadi, terlalu banyak berpikir tentang akibat yang mungkin terjadi dari tindakan yang mereka ambil dan pada akhirnya, gagal untuk membuat keputusan.

Ketika seorang risk - taker mulai berpikir tentang kewirausahaan, mereka biasanya tidak takut untuk membuat rancangan bisnis. Dan jika terlihat baik, mereka mungkin akan mulai berpikir untuk meninggalkan pekerjaan mereka untuk mengejar bisnis itu. Lain halnya dengan si peragu, mereka biasanyaa akan lumpuh oleh keraguan dan ketakutan.

Beberapa keraguan dan ketakutan adalah normal, tentu saja. Pada akhirnya, berwirausaha bisa menjadi perjalanan yang amat berisiko. Berikut lima pemikiran yang mengganggu, dan hal ini dapat mengelabui pikiran Anda bahwa berwirausaha adalah mimpi yang mustahil:

"Ini terlalu sulit."

Kewirausahaan itu tidak mudah. Anda akan menghadapi tantangan yang sulit tepat saat Anda mulai duduk untuk membuat rancangan bisnis. Anda tidak akan benar-benar tahu apa yang Anda lakukan di tahun pertama. Anda mungkin akan bekerja selama berjam-jam hanya untuk membuat rencana bisnis. Tapi tidak ada yang namanya "terlalu keras" jika hal itu adalah sesuatu yang benar – benar Anda inginkan.

Anda mungkin tidak akan mampu bekerja selama 100 jam per minggu untuk  menguasai beberapa keahlian sendirian. Tetapi sebagai pengusaha, Anda akan melakukan apapun untuk membant umenyelesaikan pekerjaan yang ada.  Yang perlu diingat adalah jika Anda mendedikasikan sesuatu untuk sebuah ide, semua hambatan akan terasa seperti peluang. Dan Anda akan sangat bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk mengatasinya.

"Aku tidak cukup baik untuk melakukan hal ini."

Semua dari kita akan berpikir hal ini secara terus menerus, tidak peduli seperti apa posisi kita, kita akan mulai membandingkan niat atau pengalaman kita sebelumnya. Ini adalah naluri alami manusia; dan dalam beberapa kasus, hal itu menguntungkan karena memaksa kita untuk berjuang demi perbaikan diri. Tetapi ketika Anda berpikir bahwa Anda tidak cukup baik untuk menjadi pengusaha dan tidak ada jalan untuk memperbaiki diri, artinya Anda telah menutup diri untuk terus berkembang!

Jika sejarah telah menunjukkan kepada kita apapun yang ada dalam dunia bisnis, maka hampir setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses. Orang –orang yang putus sekolah dan gagal di masa lalu akan menjadi eksekutif perusahaan besar. Orang – orang seperti mereka tidak akan menjadi eksekutif perusahaan besar secara kebetulan. Bukan karena mereka memiliki kode genetik khusus untuk menjadi orang sukses, tetapi karena mereka percaya pada ide-ide mereka dan bekerja keras tanpa henti untuk membuat mimpi mereka menjadi kenyataan.

"Saya tidak punya apa – apa”

Pikiran ini mungkin ada benarnya; Anda mungkin tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk memulai bisnis, seperti modal, kemitraan ataupun peralatan. Tetapi pemikiran bahwa Anda tidak akan mendapatkan sumber daya adalah hal yang TIDAK LOGIS - di zaman se-modern ini telah marak istilah crowdfunding dan online networking, dan Anda pasti mengerti hal itu. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan hampir apa pun yang Anda butuhkan untuk memulai bisnis. Mulai pergi ke pertemuan wirausaha lokal dan mengenal orang berpengaruh di komunitas Anda. Mereka dapat menghubungkan Anda dengan hampir semua orang yang mungkin Anda butuhkan, entah itu investor, mentor atau hanya orang –orang yang terampil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun