Mohon tunggu...
friedrich sis
friedrich sis Mohon Tunggu... -

cinta perdamaian

Selanjutnya

Tutup

Humor

Absen Wartawan

26 Januari 2011   07:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:10 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NGOMONG-NGOMONG soal narsis, si Ikin, seorang wartawan media online ini mungkin termasuk orang paling narsis di antara teman-temannya. Betapa tidak, ketika semua orang fokus mendengar perdebatan sengit dalam sidang di salah satu komisi DPR dan ditayangkan secara live oleh semua televisi, eh, Ikin malah sibuk ke sana kemari, lalu berdiri dekat-dekat anggota dewan yang sedang bicara. (kamus 'lucu' wartawan klik di sini)

Bingungkan? Maksudnya begini, wartawan muda yang ngomongnya masih medok ini, memang sengaja beraksi seperti itu untuk mencari posisi yang tepat sesuai dengan arah kamera televisi. Naaaah, tentu saja, anggota dewan yang bicara akan kena sorot kamera. Makanya dia mendekati mereka.
“Kenapa sih luh,” kata seorang wartawan kepada si Ikin.

“Absen,” kata Ikin sambil waspada untuk bergerak lagi.

“Maksud luh absen gimana? Ngganggu orang tauuu,” kata wartawan dari radio itu.

“Ya absen buat kantor, absen buat orang kampung akulah. Ora opo-opo, ngganggu sithik wae,” jawab Ikin lagi.

Wartawan radio itu agaknya juga wartawan baru, makanya dia tidak paham-paham maksud kata ‘absen’ yang disampaikan Ikin. Begitu dia tahu maksudnya, meledaklah tawanya.

Ikin berusaha agar dirinya terekam kamera televisi yang sedang menyiarkan sidang komisi secara langsung. Dengan begitu, orang-orang di kantornya akan tahu dia ada di tempat liputan, mungkin dia juga punya motif cari muka dengan bosnya. Biar kelihatan rajin.

Ikin juga berharap kedua orang tuanya di kampung nun jauh di sana dan sekalian para tetangganya juga bisa menonton televisi.

“Kalau begitu, aku juga ikut ah,” kata wartawan radio sambil bergerak pelan-pelan ke dekat Ikin.

Jadilah mereka berdua wartawan narsis. Ternyata lama-lama jadi kebiasaan. Hampir setiap kali ada sidang komisi, mereka berdua selalu begitu, seakan-akan tak mau kalah dengan sebagian anggota dewan yang gemar berbicara keras dan kritis dikala kena sorot kamera televisi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun