Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Review “Supernova: Gelombang” : Kisah Alfa dan Si Jaga Portibi Bernuansa New Age

22 November 2014   05:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:09 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14165830481294599943

[caption id="attachment_377193" align="aligncenter" width="300" caption="Cover Supernova Gelombang : Bentang Pustaka"][/caption]

JudulBuku: Supernova Gelombang

Penulis:Dee Lestari

Penerbit:Yogyakarta, Bentang Pustaka, 2014

Tebal: 474 halaman tidak termasuk cover

Dee “Dewi” Lestari akhirnya memenuhi janjinya untuk menuntaskan sekuel kelima Supernova bertajuk “Supernova Gelombang” berjarak 14 tahun dari sekuel pertamanya “Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh” (terbit pada 2000).Empat sekuel terdahulunya sudah saya bahas di http://media.kompasiana.com/buku/2012/05/04/resensi-supernova-partikel-kronik-fungi-454941.html

Persoalan menulis limasekuel sepanjang 14 tahun ini ialah konsistensi“ideologi” penulisnya yang ditanamkan pada tokoh-tokohnya, apakahtetap, bergeser atau berubah sama sekali.Saya berharap Dee tetap sejalan dengan nafas post modernis, beberapa kali bernuansa  new age dengan balutan scientific.Saya berharap ketika membeli novel ini nuansa ceritanya sebangun dengan empat sekuelnya sekali pun kisah utamanya berbeda.Ternyata: tetap sebangun.

Polapembagian cerita antara “Supernova: Partikel” dan “Supernova: Gelombang” sebangun ada keping kecil yang menjadi prolog cerita yang tampaknya menjadi benang merah kelima sekuel. Keping-keping ini tentang diva Anastasia, salah stau dari tokoh penting dalam "Supernova: Ksatria, Putrid an Bintang Jatuh”. Bahkan pada keeping ke 43 berjudul “Tipu Daya Ruang dan Waktu” –bagi mereka yang membaca empat sekuel sebelumnya dengan seksama lebih mudah meraba kira-kira seperti apa nanti sekuel pamungkas dari Supernova.Keping 43 bercerita tentang kekukuhan Gio mencari Diva yang hilang di hutan Amazon.Dee menyinggung hilangnya Diva di “Supernova : Partikel”. Pada prolog ada sentilan kritik terhadap homo sapiens sebangundengansekuel ke empatnya.

Dua bulan Diva lenyap tanpa jejak di hutan belantara terpencil di jantung Amazon, di salah satu kawasan hutan terakhir di dunia yang terbebasdari populasimanusia. Tempat di mana menjadi tamu asing yang seharusnyatahu diri dan tidak gegabah.. (halaman 4)

Pertemuan Gio dengan pria misterius bernama Amaru yang menitipkan empat buah batu yang dibungkus kain hitam.Sepintasperistiwa seperti tidak terlalu penting, tetapi bukan Dee namanya kalau menyelipkan adegan ini tanpa maksud.Saya menyimpan tebakankira-kira simbol empat batu itu. Amaru diceritakan membentang kain itu di atas mejadan mengibaratkan seperti mahluk hidup yang tubuhnya rata, mempunyai dimensi panjang kali lebar.Kain akan melihat empat batu itu sekumpulan titik hitam, sekalipun batu punya volume (dimensi ketiga).

Ada banyak hal yang tak tertangkap oleh mata kita. Bukan karena mereka tidak ada. Meliankan kemampuankitalah yang terbatasuntuk melihatnya.Ada hal-haldi dunia ini yang bersama-sama dengan kitasekarang, tetapi mereka ibarat batudan kita ibarat kain ini… (halaman 13)

Dee sudah mengajak berpikir secara science juga spiritual.Kalau ada dimensi ketiga, makabisa jadi ada dimensi ke empat, bahkan mungkinjuga ke lima dan seterusnya. Fisikawan AlbertEinstein menyebut dimensi ke empat adalah waktu.Menurut saya logika keterbatasan pandangan manusia inibisa dibandingkan bagaimanakira-kira seekor semut melihat manusia?Memahami manusia Indigo bisa dilihat dengan cara ini, mungkin orang-orang ini mempunyai pandangan yang lebih dari manusia biasa. Itu yang terlintas di pikiran saya.

Sayakembali ke novel ini dan menjadikan cetusan Amaru untuk memahami keping ke 44 berjudul “Gelombang”.

Alfa

Tokoh utama “Gelombang” adalah Alfa, dengan nama lengkap Thomas Alfa Edison. Tetapi orang di kampungnya memanggilnya Ichon di Huta Datutuon, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir Sumatera Utara.Marganya Sagala. Nama hutanya tampaknya fiktif, tetapi kecamatannya ada.Cerita bermula pada Alfa usia dua belas tahun pada 1990 (berarti Alfa kelahiran 1978, tidak jauh dari usia si penulisDee, kelahiran 1976).Seperti halnya pada “Supernova Petir” yang bersetting sebagian besar di Kota Bandung,dengan tokoh Elektra yangsaya curigai cerminansebagai kepingan pribadi Dee hubungan emosional dengan kota tempat dia besar, maka tokohAlfa ini saya curigai kepingan lain pribadiDee dalam hubungan emosional dengan akar budayanya.

Cerita dibuka dengan hiruk pikukbapak dan mamak Alfa dan dua saudaranya Eten (ternyata nama panjangnya Albert Einstein) dan Uton (diambil dari nama Sir Isaac Newton) mempersiapkan upcara pemanggilan roh Raja Uti untuk kepentingan seorang calon anggota DPR.Upacara itu ternyata membawa perubahan bagi hidup Alfa, karena menurut pandangan Ompu Togu Urat, datu, orang pintar tersakti di huta itu, roh Raja Uti mampir ke rumah Alfa.

Alfamengaku melihat sesosok mahluk setinggi langit-langi rumahnya , bermata menyala seperti kucing, mempunyai sayap, kemudian diketahui sebagai Si Jaga Portibi- semacam Malaikat. Kalau Sampai Si Jaga Portibi muncul Karena dianggap sebagai “orang yang berbakat”, maka orang-orang sakti berebut menjadikanAlfa sebagai muridnya.Alfa mendapatkan pentujuk pertama mengenai gelombang yang menjadi kata kuncisekuel ini.Setelah saya semakin membaca halaman demi halaman kata gelombang inimendapatkan penjelasan mendalam,gelombang mempunyai arti bukan saja science, tetapi juga spiritual.

Dee menurut sayaseperti memadukan ilmu antropologi dengan science pada bagian awal “Supernova Gelombang” keping 44. Dee mengadopsimitologi Batak tentang alam semesta ada banua ginjang (dunia atas) tempat para dewa, banua tonga (tempat manusia), serta banua toru (dunia bawah) tempat para begu (semacam hantu) dan para arwah orang meninggal,menjalinnya dengan intrik para orang sakti, pencarian jawaban dari Alfa yang nyaris merengut nyawanya. Belakangan Alfa mendapat dua batu yang dibungkus kain tentu yang disebut akan berguna bagi dia dan teman-temannya.Lewat mimpi yang disebut satu kelompok dengannya saya duga berhubungan sekuel-sekuel sebelumnya.

Cerita bergulirketika keluarga Alfa pindah ke Jakarta, kemudian dia menjadi mahasiswa Teknik Sipil UI, namun kemudian merantau ke Amerika Serikat (Hoboklen dan New York) lewat pertemuan dengan Amang Gultom.Di siniAfla menghadapi petualang lain, mengalami problem sebagai imigran illegal, menghadapi geng-geng imigran antar bangsa yang berbahaya,namun ia bertahan hidup lewat kepintarannya. Bahkan mendapatkan sahabat dari geng-geng yang berbahaya itu.

Dia juga mempunyai murid les berbagai bangsa. Tokoh-tokoh baru bermunculah, ada Rodiguez pimpinan geng Meksiko, Carlos, murid Alfa yang cerdas, hingga Tom Irvine dari Andromeda Capital di Wallstreet.Bahkan menyelinap tokoh perempuan Rebecca Hastings. Alfa sudah menjelma dari anak yang menggemari Kho Ping Hood an mengisi TTS menemukan bakatnya di bidang musik. Petualangan Alfa di Amerika Serikat membawanya ke jenjangkesuksesan, menikmati gaya hidup eksekutif kelas atas.

Plot seperti ini mengingatkan saya pengalaman Bodi dalam “ Supernova Akar”.

Dalam petualangan di Amerika ini, terungkap Alfa dari keluarga penganut agama asli Batak. Semacam paganisme, hal yang disinggung Dee dalam “Supernova Partikel”. Sekuel ke limaini lebih terasa nuansa “New Age”-nya dan terasa globalist-nya khas Dee dengan tokoh antar bangsa. Cerita terus bergulir hingga suatu ketika Alfa bertemu dengan seorang perempuan yang pernah muncul di salah satu sekuel Supernova, Jaga Portibi yang muncul beberapa kali dan ketakutan yang terbesar dalam hidupnya. Ketakutan yang membuatnya menjadi insomnia.

Mimpi menjadi kunciperjalanan selanjutnya dariAlfa. Terapi yang dilakukan tim kedokteran modern justru membawanya ke Tibet di mana, Alfa justru menemukan petunjuk di Tibet, pengobatan mimpi di luar pemahaman Freud Dan Jung. Mimpibukan hanya sekadar bunga tidur. Mimpi yang bisa menjadi ruang belajar, semacam yoga. Menjelang akhir ada dua tokoh lagiyang menjadi tokoh utama dari salahsekuel Supernova muncul dalam cerita keeping ke 44 ini.Bagi mereka yangmembeca lengkap kelima sekuel ini akan membaca benang merah cukup jelas dan tampaknya sudah disusun rapi oleh Dee, sang penulis sejak membuat “Supernova: Ksatria, Putri, bintang Jatuh”.

Secara keseluruhan “Supernova Gelombang” lebih mudah difahami dibanding dengan “Supernova Partikel”Seperti halnya empat sekuel lain istilah-istilah spiritual Timur muncul beberapa kali. Dalam sekuel ini jati diri siapa Dee sudah keluar, cukup membumi, walaumasih di bawah “Supernova Petir” dengan setting Bandung yang kental. Karakternya pun  juga lebih kuat. Untuk pertama kalinya tokoh utamanya dari Bataktentunya juga latar belakangnya diriset secara mendalam agar bisa terekat erat dengan cerita yang lain.Pendeknya Dee sudah semakin matang di sekuel ini.

Jadi tinggal tunggu sekuel pamungkasnya, apakah tebakan saya pada arti empat batu itu, tepat atau tidak?

Irvan Sjafari

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun