Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review “Kukejar Cintaku Ke Negeri Cina” : Perspektif Menarik Tionghoa Muslim Santri

9 Desember 2014   04:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:44 7659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_381469" align="aligncenter" width="300" caption="Adegan dalam Kukejar Cintaku Ke Negeri Cina (kredit foto Tribunnews)"][/caption]

Ada hal yang menarik dari beberapa film melodrama berbalut religi akhir-akhir ini.Saya menyebut Haji BackpackerdanKukejar Cintaku Ke Negeri Cina, yang sama-sama diangkat dari novel, sama-sama menghadirkan tokoh gadis Tionghoa berhijab, saleh, sabar dan tidak menghakimi-sekalipun dalam Haji Backpacker bukan tokoh utama. Kedua film ini menghadirkan tokoh utamanya anak muda laki-laki yang gamang,“mengabaikan kewajiban sebagai muslim” –untuk tidak mengatakan kehilangan keimanan, karena itu hal yang berbeda.

Saya sebagai penonton disuguhi perspektif yang berbeda tentang gambaran orang Tionghoa selama berpuluh tahun yang cenderung seragam dalam sinetron, film layar lebar Indonesia-terutama masa Orde Baru bahkan sejak masa penjajahan Belanda, orang Tionghoa itu selalu digambarkan berbeda dengan pribumi yang muslim, hingga bisadibentur-benturkan suatu ketika. Seolah-olah orang Tionghoa itu hanya ada satu suku saja.Informasi bahwa di daratan Tiongkok ada lima suku mayoritas dan puluhan suku minoritas tak banyak disebar.Kalau pun ada Tionghoa muslim hanya disebut sebagai mualaf dan bukan muslim Tionghoa memang turun-temurun-bahkan mereka sebetulnya banyak yang lebih santri.

Di antara lima suku mayoritas itu terdapat Suku Hui yang beragama Islam secara fisik tak berbeda dengan orang Han –yang banyak dilihat di film dan layar kaca-serta tersebar hampir di seluruh provinsi di Tiongkok. Yang menarik dari Suku Hui ialah mereka menjalankansyariah Islam namun bergaya Konfusianis. Hal ini membedakan mereka daripada Suku Uygur, yang sama-sama memeluk agama Islam namun lebih bernafaskan Islam Asia Tengah.

DalamKukejar Cintaku ke Negeri Cina tokoh utama prianya Ridwan Imam Fadli, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, urakan, kerajingan main game online, tidak disiplin hingga menjadi mahasiswa abadi. Sementara kekasihnya Widya (Nina Zatulini) justru sudah diwisuda, bahkan sudah bekerjadi sebuah hotel. Imam, diceritakan mengabaikan shalat –dengan alasan hatinya belum terpanggil- hingga kabur ketika diminta ayahnya Widya (Ray sahetapy) menjadi imam shlat zuhur. Penonton dibuat semakin sebal karena Imam dalam sebuah adegan gusar melihat Widya berpakaian seksi.

“Shalat saja kau belum benar, mau mengajari aku tidak mengumbar aurat”Skak Mat. Saya suka adegan di resto ketika mereka makan bersama. Sementara di meja lain ada seorang cowok ditampar ceweknya karena matanya melotot melihat penampilan Widya.Sebenarnya ada manajernya Widya, bernama Dhimas (Kemal Phalevi) yang tampaknya santun, dipuji ayahnya Widya,bacaan shalatnya bagus dan ingin mendekatinya.

Sahabat Imam, Billy (Ernest Prakasa) adalah peranakan Tionghoa yang sudah Jawa, tetapi tidak tahu soal Bahasa Mandarin.Ketika Imam diajak Billy ke kelenteng Sam Po Kong itu, Imam berkenalan dengan Chen Jia Li (Eriska Rein) yang berhijab memotret kelenteng itu untuk mencari jejak buyutnya yang pernah ikut dalam rombongan Laksamana Ceng Ho.Itu artinya Jia Li adalah keturunan Tionghoa muslim seperti Ceng Ho dan dari Suku Hui.Sementara Billy adalah orang Tionghoa native born di Jawa bahkan tidak Bahasa Mandarin ketika disorong oleh Imam jadi penterjemah.

“Kau kan suka menonton film Kung Fu masa tidak bisa Bahasa Mandarin,” harap Imam.

“Memangnya kalau suka menonton film “Animal Planet”, berarti aku bisa bahasa monyet” sanggah Billy dengan logat Jawa kental.

Singkatnya Imam jatuh hati pada Jia Li.Dia menawarkan diri jadi “tour guide” gadis itu keliling Semarang. Dalam berapa adegan Jia Li memilih Salat lebih dahulu baru makan siang. Imam menyukai Jia Li karena gadis ini tidak mempertanaakan mengapa dia tidak salat. Dalamsebuah adegan di masjid, Jia Li hanya membelikan sebuah buku tuntutan salat buat Imam tanpa menggurui dan dia sendiri membeli buku sejarah.

Sampai suatu ketika dipergoki Widya. Adegan wajah Imam yang pucat, tetapi kemudian enteng saja karena Jia Li membuat saya sebagai penonton semakin sebal dengan tokoh ini. Bahkan ketika sahabatnya sudah ujian skripsi, Imam baru Bab 4, dia malah ikut sahabatnya ke Beijing, Cina. Bukan berlibur, tetapi mengejar Jia Li.

Ada adegan menarik ketika Imam merayu bapaknya-yang orang Betawi- dimarahi. Tetapi oleh sang ibu diluluhkan dengan membelai rambut babenya hingga dibiayai Imam berlibur agar tidak stres. Padahal tiga adik Imam perempuan tidak bisa kuliah karena Imam belum lulus dan kini dibiayai ke negeri Cina. Siapa lagi kalau bukan Jaja Mihardja dan Meriam Bellina menghidupkan karakter suami dan istri ini-yang sebetulnya sudah berulang kali. Tetapi untuk bumbu humor bolehlah.

Segemen di negeri Cina, Imam menghadapipersoalan ketika dia berjumpa Jia Li di rumahnya mendapati Jia li berkhitbah dengan Ma Fu Hsien (Mithu Nisar), pemilik padepokan Wing Chun dan pesantren di Beijing. Namun lagi-lagitokoh Tionghoa muslim digambarkan bijaksana Ma Fu Hisien yang tahu Imam adalah “saingannya” tidak marah, bahkan bersahabat: Saya mencintai Jia Li di jalan Allah. Terserah Jia Li. Saya jatuh hati dengan karakter ini.  Beginilah muslim sebetulnya sabar, bertoleransi, berprasangka baik. Saya sendiri merasa sulit untuk menjadi orang seperti ini.  Tiba-tiba ada yang nantang mau ambil tunangan.

Jia Li menjadi bimbang, dai pun berdoa minta petunjuk dan mengakui menyayangi Imam tetapi Fu Hsien adalah laki-laki yang baik.  Sementara Imam sendiri punya persoalan, ketika Widya tiba-tiba muncul di Beijing dengan penampilan berjilbab.

Siapa yang mendapatkan siapa adalah ending cerita yang diangkat dari novel karya Ninit Yunita ini. Kuncinya ialah siapa yang megambil keputusan karena Allah, bukan karena cinta smeata.Jangan khawatir buat penonton film ini berakhir dengan win win solution (yang saya sendiri tidak bisa menebak). Ini cerita drama percintaan religi yang tidak mengumbar air mata, plot ceritanya menarik dan setting sosial baik di Semarang maupun di Beijing-nya juga pas. Sinematografi kedua kota ini juga bagus. Sutradara Fajar Bustomi ( Juga menyutradarai Best Friend? Pada 2008 dan Slank Nggak Ada Matinya 2013)

Dari departemen kastingEriska Rein keluar dari tipikal cewek infeel (dalam iklannya) dan juga  sinetronnya, ini aktingnya yang terbaik menurut saya. Begitu juga Nina Zaltulini yang berhasil menjelma menjadi perempuan Jawa urbandan tidak bergaya sinetron. Ini juga akting Nina yang paling terbaik menurut saya. Sementara Adipati Dolken biasa saja, standar, tetapi tidak mengecewakan.Ernest Prakasa sangat manusiawi. Tetapi saya terpikat dengan Mithu Nisar yang begitu santun dan menjelma menjadi seorang Hui yang salehdan kharismatik.Dia adu akting dengan istrinya sendiri- di dunia nyata- Eriska Rein.

Secara keseluruhan film ini memberikan pencerahan, edukatif dan sekali perspektif bersahabat.  Saya menunggu film berikutnya berhubungan Tiongkok: Assalamulaikum Beijing.

[caption id="attachment_381471" align="aligncenter" width="300" caption="Adegan dalam Kukejar Cintaku Ke Negeri cina (kredit foto Wow Keren)"]

1418048337769207176
1418048337769207176
[/caption]

JudulFilm:Kukejar Cintaku  ke Negeri Cina

Sutradara:Fajar Bustomi

Bintang:Adipati Dolken, Eriska Rein, Ernest Prakasa, Nina Zatulini, Mithu Nisar, Kemal Phalevi, Ray Shaetapy, Djadja Mihardja, Meriam Belinna.

Rated:***

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun