Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Review “If I Stay”: Bintang Chloe Moretz Makin Bersinar

24 Februari 2015   00:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:38 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14246887721337774772

[caption id="attachment_398878" align="aligncenter" width="480" caption="ilustrasi if is stay (kredit foto ifistaymovie.com)"][/caption]

Chloe Grace Moretz sudah memikat saya karena perannya sebagai Abby si vampir cantik dalam Let Me In. Bocah cewek dua belas tahunberwajah tak berdosa, bertelanjang kaki di atas salju, berteman dengan seorang bocah laki-laki korban bully yang juga kesepian, sepintas tak ada kesan mematikan. Dalam Equalizer ChloemenjelmaAlina, remaja asal Rusia yang jadi korban human trafficking menjadi pelacur. Akting yang memikat.Dara kelahiran Atlanta, 10 Februari 1997 kembali mempersona saya dalam If I Stay.

Mia Hall karakter yang diperankan Chloe adalah siswi SMA, sekitar 17 tahun yang mahir bermain selo (celllo) dan penggemar Bethoven.Sekalipun boleh dibilang buah tak jatuh dari pohonnya,bakat musik yang diwarisi dari ayahnya Denny Hall (Joshua Leonard), drummer, beraliran musik rock, Chloe memilih musik klasik sebagai pilihannya.Sang ayah mengerti aspirasi putrinya dan membelikannya selo dengan menjual drumnya. Dia sendiri keluar dari band-nyauntuk menjadi guru agar bisa dekat dengan keluarganya.

Hidup semakin sempurna bagi Mia dengan hadirnya adiknya Teddy (Jakob Davies), ibunya yang pengertian Kat (Mireille Enos), serta perjumpaannya dengan Adam (Jamie Blackley) seorang rocker dengan band yang menanjak.Keduanya saling jatuh cinta,saling menghargai, Mia diajak menonton pertunjukan rock, sebaliknya Adam juga melihat kepiawaian Mia bermain selo.Tentunya ada friksi, ketika Mia mendapat beasiwa ke sekolah musik Julliard di New York dan Adam serta bandnya mengadakan tur jauh.

Tetapi konflik utamanya bukanlah hubungan cinta mereka yang mulus.Sebuah kecelakaan merengut nyawa Denny, Kat dan Teddy, sementara Mia sendiri berada dalam keadaan koma. Rohnya keluar dan melihat jasadnya dibawa dengan ambulan dan berada di ICU.Kakek dan neneknya berharap diamau terus hidup.Begitu juga sahabatnya Kim (Liana Liberato) dan kekasihnya Adam.

Di satu sisi Mia berat menjadi yatim piatu dan kehilangan keluarganya yang begitu hangat,serta memulai hidup baru yang cukup berat dilaluinya. Di sisi lain masih ada orang-orang yang mau menjadi keluarganya yang baru. Pilihan Mia dalah konflik dari film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Gayle Forman.

Dari segi sinematografi film arahan R.J. Cutler ini berupaya setia pada novelnya dengan banyak adegan flash back untuk menyalami keluarga Mia.Saya menonton bersama seorang saudara yang nyaris tertidur.Tetapi bagi saya sendiri selain pesona ciamik Chloe, cara bertutur menggabungkan unsur hinggar binggar musik rock yang lantang dengan alunan musik Selo, serta narasi dariChloe –karena menggunakan sudut pandang Mia Hall-seperti puisi demi puisi.Perpaduan ini pas dengan pemberian gelang untuk Mia dari Adam,Selo dengan gitar, seperti kutub utara dan kutub selatan, justru itulah misteri cinta. Sejumlah tembang manis menambah daya pikat bagi saya.

Oh,ya tentu ada kata-kata romantis dari Adam ketika Mia koma begitu mengesankan saya. Seolah menyitir kata-kata kekasihnya: Selo adalah rumahku, Adam dengan tulus mengungkapkan: Kamu adalah rumahku Mia. Maka air mata pun jatuh.Dalam film ini latar belakang keluarga Adam tidak terlalu digambarkan, tetapi sepintas tidak semulus Mia.Dari berbagai sumber cerita dari sudutAdam, di novelnya ada sekuelnya berjudul“Where She Went”.Sayangnya dalam film If I Stay ini Jamie Blackley tidak terlalu memikat.

Chloe Moretz benar-benar menghidupkan film ini-meskipun beberapa karakter lain seperti pemeran ayah sang rocker tua, kakek Mia juga natural.Beberapa adegan dalam film ini mengingatkan saya pada film Ghost (1990)misalnya ketika”ruh” Mia berusaha bersentuhan dengan tangan Adam terpisah kaca di rumah sakit.Begitu juga ketika Mia melihat upaya Adam dan sahabatnya Kim ingin melihat keadaan dirinya, tetapi dilarang otoritas rumah sakit.Yang mengesankan saya bagaimana ekspresiMia ketika melihat tubuhnya di jalan dan diangkut, keterkejutannya dan paniknya dia mencari nasib keluarganya.

Film ini menunjukkan begitu banyak aspek kehidupan Mia, sehingga mudah untuk menemukan sesuatu untuk berhubungan dengannya. Sang sutradara berhasil meyakinkan saya sebagai penonton bahwa seorangMiamemiliki hasrat besar untuk bermain selodan mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk itu. Bagi saya bintang Chloe makin bersinar dalam film ini.

JudulFilm: If I Stay

Sutradara: R.J. Cutler

Bintang: Chloe Grace Moretz, Jamie Blackley, Joshua Leonard, Liana Liberato, Stacy Keach

Rated:**

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun