Segmen Tiga
Lebah Terbang Beriring, Semuta berjalan Berbaris Menunggu Waktu
TIGA PULUH SEMBILAN
Waktu dan Tempat Tidak Diketahui
Alif Muharram mengenakan busana kuning-oranye-cokelat, dengan tutup kepala oranye. Busana yang dikenakan Zahra kepada dirinya. Di atas panggung yang sudah diberi matras terasa empuk di kakinya untuk mencegah tubuh terluka untuk spesial untuk martial art yang menjadi pesta pembuka dua purnama.
Acara dua purnama ini adalah hiburan untuk warga koloni yang kebanyakan remaja dan anak-anak. Kalau pun dewasa masih menyimpan anak-anak mereka untuk bermain. Benar-benar sebuah masyarakat rumah yatim piatu raksasa, dewasa tanpa orangtua sejati. Para orangtua ada di blok lain mengawasi dari jauh. Mereka ikut campur kalau terjadi perselisihan dan belum pernah terjadi.
Bagian badan Alif diberikan body protector yang dipakaikan seorang serdadu semut. Alif tahu artinya itu full body conctact. Zahra cekikan, seperti hiburan bagi dirinya. Biar Kak Alif tidak mau melirik cewek lain apalagi cewek semut, selalu itu katanya. Oh jadi itu rupanya. Alif merasa dibully. Zahra menggendong Lepi yang sama riangnya dengan ibunya melihat ayahnya bakal dijatuhkan Evan Sektian.
Di pinggir panggung berbentuk lingkaran itu Bobby mengenakan busana cokelat tua –kuning gemetar. Dia tak menyangka melakukan tugas dari Zahra membuat Evan Sektian tertarik untuk “fight” dengan dia. Selena isterinya duduk di samping Zahra memberi semangat.
Seperti halnya Alif, Bobby kesal karena dia merasakan bahwa dirinya bakal babak belur oleh cewek semut itu. Sementara bagi istrinya sebagai hiburan bagi dirinya. Salena menggendong bayi laki-laki umur tiga tahun serupa dia. Namanya Bybbo. Soalnya Selena tidak mau pusing: nama Bobby saja yang dibalik.
Evan Sektian cewek semut itu muncul. Cewek jangkung itu mengenakan busana merah hitam kebesarannya dengan body protector merah hitam juga. Matanya menatap tajam kepada Alif, tanpa senyum. Dia mengepal tangannya dan kemudian telunjuknya mengarah kepada Alif .
Menakutkan karena dingin. Tetapi kemudian patronnya, Harum muncul, perempuan itu menatap Alif kemudian berbisik pada Evan Sektian agak lama. Instruksi? Apakah Harum kumat lagi pada “Anak Jakarta”-nya.