Segmen Tiga
Lebah Terbang Beiringan dan Semut Berjalan Berbaris Menunggu Waktu
TIGA PULUH LIMA
Waktu dan Tempat Tidak diketahui
Masih pagi. Alif bergegas menuju Rumah Mahkota. Para tetua hadir lengkap. Bahkan ada beberapa wajah baru yang tak pernah dilihat sebelumnya seperti dari kalangan tentara, di antaranya Irwan Prayitna. Hanya saja rambutnya sudah putih.
Dari kalangan muda terdapat Anis, Harum, Andro dan dirinya. Dirinya hanya tidur beberapa jam karena harus menemani isterinya di rumah sakit. Itu pun di bawah kolong tempat tidur rumah sakit. Pihak rumah sakit menyediakan matras. Zahra kemarin malam minta ditunggu.
“Selamat pagi kawan-kawan. Keadaan luar dunia makin memburuk. Rasanya kita benar-benar harus mengasingkan diri dan menutup diri dari dunia luar untuk beberapa waktu dan tidak menerima orang baru lagi.
“Nanang membuka rapat. “Oh, ya Nak Alif yang ini Kapten Karna Wiraatmaja, dia stafnya Irwan Prayitna. Dia yang mengatur keamanan di lapangan selain Kolonel Irwan dan di sebelahnya Kapten Widyastuti, wakilnya.
“Rasanya saya pernah bertemu.”
“Betul Nak, saya hadir di tempat Pak Nanang waktu kamu mengantarkan bayi itu. Lalu Kapten Widyastuti ini yang menolong kamu waktu ledakan di Kafe Dago Pojok dan dia membantu Anis dan Harum lari kemari. Widy ini putriku...”
“Pasti resminya di dunia sana hilang karena kecelakaan…”