Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Taufan Pergi dan Anak Muda yang Peduli pada Penderita Leukemia

13 Februari 2016   21:14 Diperbarui: 16 Februari 2016   14:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Konferensi Pers love 2016 Donation (dari kiri ke kanan Ferry Irianto (General Manager Mal Ciputra), Yenie Dwi Mulyani, dr.Ludy Dhayani Rahmartani, Billy Boen  dan Priskila Shafia (kredit foto dokumentasi pribadi."][/caption]Suatu hari dalam tahun 2011, Yenie Dewi Mulyaningsih, kalut bukan kepalang ketika anaknya bernama Taufan yang baru berusia balita divonis dokter mengidap leukeumia Tipe AML. Saat itu ia sedang mengandung si bungsu. Bahkan saat kandungannya makin berat dan beberapa kali mengalami pendarahan, Yenie tetap setia mendampingi putra keempatnya itu di RS. Dia tak tega mendengar putranya menangis kesakitan lantaran bola matanya yang terus membesar.

Ibu dari lima anak ini berjuang biaya dan tenaga untuk kesembuhan putranya dan akhirnya koma pada usianya ke tujuh pada 2013. Selama dua tahun itu Taufan bersahabat dengan seorang relawan dari Amerika bernama Zack bahkan sampai akhir hayatnya. Zack dengan setia menemani Taufan yang tetap riang dan energik. Di luar jam tidur Taufan selalu menyetel musik. Selama dua tahun itu rumah sakit adalah rumah kedua bagi Yenie.

“Awalnya berat bagi saya hingga dua bulan pertama karena harus berjuang sendiri. Namun dukungan relawan akhirnya membuat saya kuat. Akhirnya saya memutuskan membentuk Komunitas Taufan pada 13 Desember 2013 dengan dukungan relawan count me in. Pada 29 september 2014 komunitas ini menjadi yayasan untuk saling berbagai kepada orangtua yang anaknya menderita leukemia. Saya ini relawan tanpa basic, ” tutur perempuan kelahiran 1977 ini ketika konferensi pers Youth on Top Love 2016 donation di Mal Ciputra, Jakarta 13 Februari 2016.

[caption caption="Taufan ketika masih hidup."]

[/caption]Yenie kerap melakukan kunjungan rutin ke bangsal perawatan anak, berbagi informasi mengenai apa saja yang beliau tahu kepada orangtua pasien. Pengalamannya selama 2 tahun dengan kanker, hubungan dekatnya dengan dokter dan yayasan, dan support dari media-media yang mengenalnya menjadi bekal untuk menolong orang tua pasien yang lain. Menurutnya berbagi tak harus berupa uang ataupun barang. Informasi adalah pembuka harapan baru bagi orang tua pasien, mulai dari administrasi BPJS sampai info mendapatkan bantuan dari berbagai yayasan dan institusi yang ada.

“Di antara orangtua yang membuat saya tersentuh ialah orangtua seorang anak yang bernama Junaedi. Ketika anaknya terdiagnosa leukemia dalam 2014 ia hanya punya ongkos naik angkutan umum. Selama di rumah sakit kedua orangtuanya rela puasa untuk menghemat biaya,” kata Yenie.

Kepedulian Anak Muda

Dalam kesempatan yang sama artis debutan baru Priskila Shafia, 26 tahun sebagai brand ambassador Love Donation 2016 juga menceritakan pengalamannya bertemu pasien Leukemia. Menurut Kila pasien Leukemia punya daya tahan luar biasa menerima cobaan. Penderita leukemia membutuhkan darah. “Untuk itu saya mengajak sesama anak muda untuk tidak hanya clubbing, tetapi juga ikut peduli pada sesama. Saya ingin merubah paradigm anak muda tentang pentingnya berbagi dan tidak harus selalu soalmateri,” ujar finalis NEZ Academy ini.

Leukemia memang salah satu ancaman serius terutama pada anak. Leukemia atau kanker darah menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada anak. Tidak heran untuk kasus penderita leukemia pada anak yang ditemukan umumnya sudah memasuki stadium lanjut bahkan banyak yang berakhir dengan kematian. Seorang penderita leukemia membutuhkan transfuse (platelet atau hanya trombosit) sampai lebih dari 10 donor. Transfusi dibutuhkan dalam jangka waktu yang pendek. Masalahnya platelet yang didonorkan hanya dapat bertahan segar apabila digunakan dalam waktu 5 hari. Itulah mengapa donor platelet yang banyak dan rutin sangat dibutuhkan.

Menurut data penderita rumah sakit pada 2008 insidensi penderita leukemia berkisar 3.189 kasus (7,3%) di antara insidensi penderita kanker di Indonesia. Penderita leukemia berada pada peringkat keempat di bawah kanker payudara sebanyak 8.082 kasus (18,4%), diikuti dengan kanker leher rahim 4.544 kasus (10.3%), kanker hati dan saluran empedu 3.618 kasus (8,2%). Namun menurut spesialis anak dari FKUI/RSCM dr. Ludi Dhyani Rahmarti prevalensi leukemia sampai saat ini tidak terdeteksi.

“Harapan sembuh ada. Kemoterapi dan transfusi darah merupakan terapi yang utama dan belum ada bukti obat tradisional atau herbal,” ujar perempuan kelahiran 1985 itu. Itu sebabnya transfusi darah untuk menstok darah di RSCM dilakukan sebelum libur panjang, karena stok kerap habis.

Billy Boen, Founder dan CEO Young on Top mentargetkan bahwa kampanye aksi sosial donor darah yang dilakukannya dari kampus dan mal akhir 2015 hingga Februari 2016 mampu menggalang donasi sebesar Rp22.820.506 yang dihimpun melalui platform crowfunding Kitabisa.com dan 1218 kantung darah. “Gerakan YOT ini sudah berlangsung sejak enam tahun. Kami berharap donor darah bisamenajdi lifestyle, “ kata penderita Rollong Stone Café ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun