Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ke mana Penggemar Desy Natalia di Lima Besar X Factor Indonesia 2015?

15 Agustus 2015   21:10 Diperbarui: 15 Agustus 2015   21:10 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benar-benar menjungkirbalikan prediksi saya apa yang terjadi pada Gala Show 14 Agustus 2015 X Factor Indonesia musim kedua 2015 ini.  Desy Natalia  yang konsisten tampil prima berada dalam posisi terbawah perolehan voting pemirsa menimbulkan tanda tanya besar. Kontestan dari ketegori Overage tersebut memang masih terselamatkan melalui sepucuk surat yang ditulis Ayu Ting Ting (karena tidak ada babak save me song dalam babak lima besar). Tetapi para voter Desy sebetulnya konsisten nggak?

Tampil prima membawakan lagu “Jai Ho!”, soundtrack dari film “Slumdog Millionaire” sebagai pembuka Gala Show dan  menyanyikan lagu “I Have Nothing” dari Whitney Houston pada penampilan keduanya.  Pada penampilan pertama Desy mampu menjadikan lagu yang dipopulerkan The Pussycat Dolls & A.R. Rahman ft. Nicole Scherzinger  menjadi miliknya, seperti menonton Whitney Houston menyanyikan lagu bertema dangdut: energik, stage act tetap tertata dan range suara naik turun terjaga.  Apalagi lagu “I Have Nothing”  yang membawanya  lolos audisi pasti lebih baik.

Apa yang terjadi? Apa pendukung Desy sebetulnya memang tidak  besar ? Kemungkinan itu ada karena kategori overage memang  di atas kertas kalah militan  dengan penyanyi lebih muda yang punya factor X. Memang hitung-hitungan pemirsa bisa jadi pendudukung Desy sebetulnya tidak besar karena penonton dewasa agak susah "disuruh" repot untuk buka Google Vote hanya untuk kontes, cukup mendengar saja, mengirim SMS sebanyak-banyaknya?

“Malesbanget.com (menirukan seorang kawan)  Bro”! Apalagi acaranya  tengah malam. Itu pernah saya alami   tengah malam di mess kantor di sebuah bilangan apartemen di Kalibata (di lantai 19, lagi deadline kerja), nggak punya pulsa dan internet juga mati ketika menonton X Factor.  Mau ke luar hanya beli pulsa yang mini market 24 jamnya ada di bawah dan jaraknya jauh? He..he..he.he..he..he.. (menirukan tokoh kartun Woody Woodpecker)   Beda dengan segmen ABG  dan remaja yang duitnya dari orangtua, mau bela-belain idolanya, apalagi yang cewek pada idola cowok.

Tetapi kalau asumsi itu benar, mengapa Ismi Riza rontok pada beberapa gala show sebelumnya? Dari segi keunikan unyu-unyu, wajahnya cantik, suara bagus, penggemarnya “cukup galak” di media sosial,  seharusnya tidak tersisih.   Kalau rasionalitas yang dijadikan parameter  pilihan pemirsa tidak semestinya Angela July dan  Ajeng  yang jelas-jelas kaulitas suara dan kharakternya di atas para penyanyi kategori Boy yang justru tereleminiasi.  Muncul dugaan settingan, sengaja Desy dan Ramzy ditaruh di bawah padahal sebenarnya mereka finalis,  seperti yang pernah saya curigai waktu Fatin berada di posisi bawah di lima besar waktu X Factor Indonesia Musim Pertama 2013 lalu?  Tetapi main-main seperti ini ada resiko  bahaya loh?  Pihak stasiun televisi memang dapat keuntungan sesaat, karena minggu depan bisa jadi ada booming SMS, kenaikan rating,   tetapi itu mengumpulkan  “kedongkolan” para pendukung peserta yang merasa dipermainkan,  yang suatu saat akan menumpuk.  Mudah-mudahan bukan settingan, berprasangka baik saja.

X Factor Indonesia musim kedua ini situasinya berbeda dengan X Factor yang lalu.  Persaingan Fatin dengan Novita Dewi bisa diraba sejak awal dan jelas masing-masing punya penggemar secara sosiologis  penggemar, karakter suara, latar belakang sang penyanyi patut dihadapkan head to head. Soal siapa yang menang soal lain dan dua-duanya saya kira bisa bertahan di blantika musik Indonesia dengan pendukung masing-masing untuk waktu yang cukup lama.

Komunitas Penggemar sudah Keniscayaan

Dari  sudut  penggemar X Factor Indonesia Musim pertama 2013? Jelas masih terukur dan rasional. Terpilihnya Fatin benar-benar faktor X.   Pengemarnya real, bukan hanya temporer. Hingga saat ini fatinistic (penggemar Fatin) masih kokoh. Website mereka http://www.fatinsl.com/category/news/ masih diupdate hingga Agustus 2015. Dalam website itu jelas disebutkan ada fatinistic Jabodetabek, Banten, Tasikmalaya,  Sukabumi, Cirebon, Yogyakarta dan Gresik melakukan gathering. Saya kira juga ada di luar Pulau Jawa. Website itu jelas memperlihatkan foto kegiatan  setiap wilayah dengan anggota saya hitung di atas 20 orang per gathering.  Berapa anggotanya? Wensite tidak menyebutkan detailnya. Yang saya dapat Fatinistic Lampung mengklaim 1200 pada Maret 2013.1  Tetapi  dilihat dari jumlah pengikut akun Twitternya lebih dari dua juta.2  Pada 4 Desember 2013 ,Fatinistic Mendapatkan penghargaan sebagai Fanbase paling fanatik dan militan di indonesia versi kapanlagi.com . Fatinistic mampu mengumpulkan suara yang sangat melimpah 67.304 atau dua kali lipat lebih banyak di banding pesaing terdekatnya , angka fantastik ini sekaligus mendominasi hingga 72,61% dari total 92.694 suara yang masuk .

Novita Dewi mungkin tidak punya pengemar militan Fatin, tetapi dia punya penggemar rasional tersendiri. Punya segmen tidak terlalu besar, tidak apa-apa menurut saya (walau saya bukan penggemarnya). Toh penyanyi Indoensia yang segmen pasarnya kecil tetapi asal tetap bisa bertahan, seperti penyanyi-penyanyi di genre Jazz atau jalur Indie

Inilah yang saya ragu dari peserta X Factor Musim Kedua 2015 ini.   Desy Natalia, Angela July, Clarissa Dewi, Ajeng secara kualitas seharusnya pantas di lima besar.  Okelah, ada penyanyi yang mungkin dianggap penggemar militan pantas karena dari segi tampang dan keren-karena ini konsekuensi popular art-terutama di segmen anak muda, tetapi  apakah mereka punya fans base yang konsisten terus mendukung. Wow melihat  eksistensi kebanyakan pemenang kontes seperti itu, baik AFI, Indonesian idol, saya ragu.  Yang sekarang menguat justru penyanyi seperti Yunita Rachman (Yura) tidak menang Indoensian Voice di Indosiar, tetapi bisa mencuat karena dia mampu mencipta lagu, mengembangkan karakter khasnya dan juga membentuk fan base-nya. Tidak terlalu besar, tetapi mereka ikut terus.

Anjuran  saya pada para penggemar Desy Natalia, Angela July, Clarissa Dewi, mau pun Ajeng terima saja kalau jago rontok di X Factor Indonesia 2015.  Bukan berarti eksistensi mereka di blantika musik Indonesia tertutup.  Kepada penyanyi dan manager  (tunjuk dalam keluarga  atau  teman sebagai koordinator untuk mengurus fans, di samping manager dari RCTI, misalnya),  untuk  memelihara penggemar, buat website atau  event untuk gathering, buat semacam keluarga.  Sejarah membuktikan fatinistic sudah bergerak jauh sebelum X Factor musim pertama  mencapai puncaknya. Bahkan mereka bergerak dengan spontan dan tidak terkoordinasi rapi awalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun