Pada akhir 1950-an minat remaja kota Bandung terhadap seni pertunjukkan khususnya musik benar-benar terbelah dua, antara mereka yang berminat pada musik Barat seperti El Dolores Combo, Cubana, komplit dengan protipe idolanya seperti Elvis Preslley, Ricky Nelson dan mereka yang tetap gandrung pada musik tradisional Sunda. Untuk pesinden di antara nama yang sudah mapan seperti Upit Sarimanah dan Titim Fatimah, muncul Etty Handa.
Usia pemilik nama lengkap Suharti Handawinata ini masih sebelas tahun, pada 1956 ketika Djawatan Kebudayaan Jawa Barat menyaksikan pertunjukannya di kota Bandung. Etty tampil bersama dua kakaknya A. Sudrajat bermain suling dan adiknya T. Sutana bermain kecapi. Djawatan kebudayaan mengendus bakat Etty, kemudian melobi kementerian PPK untuk membiaya tur keliling Jawa Barat kakak beradik ini. Suara dara kelahiran 1945 ini kemudian menggema ke seluruh Pasundan.
Etty kemudian belajar dan menjadi anggota Taman Tjangkurileung-nya Mang Koko. Selain menggali bakatnya di bidang seni suara Sunda, ia juga mempelajari Seni Tari Sunda. Etty pun ikut tur bersama Mang Koko pada 1957 ke Solo dan Yogyakarta. Etty tidak hanya mempersona penonton lewat suaranya, tetapi juga memperagakan keterampilannya menari Sulintang dan Anjasmara. Turnya sukses besar. Mang Koko kemudian memasukkannya ke dalam kelompok Ganda Mekar, terdiri dari orang-orang yang sudah berpengalaman dalam menyanyi dan menari Sunda. Etty menjadi anggota paling muda.
Karir Etty melesat, ketika dia terpilih membintangi film “Rajuan Parahiangan” di mana ia menyanyikan tiga lagu, yaitu “Parahiangan”, “Lalulintas” dan “Betja”. Pada Desember 1958 Etty meraih juara pertama Lomba Menyanyi dan Tembang Sunda di Bandung dengan jenis Cianjuran. Lagu yang disuarakannya “Kapati Pati” dan “Ros”. Etty kemudian ditarik ayahnya ke kelompok pimpinan ayahnya sendiri “Tjahaja Medal”.
Pada 17 Agustus 1959 Etty masih duduk di kelas dua SMP ini memperdengarkan suaranya lewat lagu “Polostomo” ketika Persatuan Pencak Silat Gagak Lumajung mengadakan ulang tahun berdirinya perkumpulan itu di Gedung Yayasan Kebudayaan Bandung. Pada Agustus 1959 Etty juga tampil di Hotel Savoy Homann bersama kedua saudaranya. Etty memimpin acara kawih Sunda.
Jejak Etty Handa lain saya temukan di Youtube ketika menyanyikan lagu “Bandung Selatan di Waktu Malam” karya Ismail Marzuki. Saya beruntung mendengar suara merdunya diiringi Orkes Anglung SMA Negeri 1 Bandung begitu harmonis. Sayang tidak ada keterangan lagu ini direkam tahun berapa. Dilihat dari pakaian yang jadi latar video mungkin 1960-an awal. Namun video ini membuktikan bahwa Etty Handa bukan hanya pawai menyanyikan lagu Sunda, tetapi juga lagu pop. Sayangnya dokumentasi seperti ini sukar ditemukan dan diakses.
Irvan Sjafari
Sumber: Aneka Nomor 22/tahun ke X/ 30September 1959.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H