Mangrove merupakan spesies yang terancam karena berbagai kepentingan. Padahal kalau kita menjaga mangrove, maka mangrove pun menjaga kita dari bencana. Penelitian membuktikan.
Warga Acapulco, Meksiko tak menduga bahwa dini hari 25 Oktober 2023 adalah mimpi buruk bagi mereka. Â Badai Otis dengan kecepatan 270 kilometer per jam menghantam pelabuhan dan pemukiman dari Lautan pasifik.
Tentu saja pada waktu orang masih terlelap dan badai siklon tropis itu begitu cepat membuat banyak yang tidak sempat mengungsi dan mereka berlindung seadanya.  Pada hari pertama seperti dikutip dari The Guardian menyampaikan  setidaknya delapan puluh orang meninggal atau hilang dan kerugian menembus 12,8 Juta Euro.
Namun kata Tim Peneliti dari Universitas California San Diego, dampak badai Otis sebetulnya bisa dihindari jika saja tidak terjadi pengundulan hutan mangrobe secara masif dengan alasan urbanisasi hingga perluasan pariwisata.
Ilmuwan Iklim A. Bastien-Olvera mengungkapkan pada 1980-an hutan mangrove atau bakau  mampu melindungi pesisir dan mencegah puluhan rumah dari kehancuran.
Apa yang diungkapkannya juga sudah diperingatkan  oleh Kent Paterson  dalam artikelnya "Fighting to Save Mexico's Mangrove" 20 April 2009 dalam MIRA. Â
Penulis pada waktu itu  mengungkapkan bagaimana Proyek yang disebut Pasific Coast Planned Integral Center (CIP) di Sinaloa mengorbankan mangrove demi dollar.
Direktur Dana Promosi Pariwisata Nasional Meksiko Miguel Gomes Font mengatakan proyek ini akan menumbuhkan kota yang dengan populasi 500 ribu jiwa dan menciptakan 150 ribu lapangan kerja, sekalipun  berada di tengah hutan mangrove
Kepala kantor lingkungan untuk negara bagian Guerrero, Leonel Lozano menentang proyek-proyek pembangunan pariwisata. Akibatnya Lozano dipecat dari jabatannya Februari 2009 setelah berselisih dengan pengembang pariwisata.
Konflik terjadi karena Lozano  mengajukan tiga pengaduan hukum terhadap rencana pembangunan wisata Bungalows Playa Azul di dekat Acapulco.