Indonesia harus bersyukur bahwa masih ada generasi Z yang mencintai budayanya bahkan mengadakan riset agar produk budayanya berpotensi dikenal dunia.  Salah satu dari  generasi Z itu adalah mahasiswi Jurusan Kimia Universitas Diponegoro Antonia Anetha Binar Bulan yang terpilih menjadi  Duta Jamu Indonesia 2024 pada 16-17 Desember 2024 lalu.
Dara disapa Bulan ini bercita-cita untuk mempromosikan jamu ke panggung global, sekaligus juga melakukan inovasi melalui penelitiannya agar kemasan jamu tidak terkontaminsais bakteri tanpa mengorbankan kualitas jamu itu sendiri.
"Kemasan antibakteri ini menggunakan polimer yang mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur pada jamu," ujar Bulan kepada saya, 3 Januari 2025 melalui Whatsapp.
Menurut Bulan, jamu bukan saja soal produk kesehatan, tetapi juga cerminan biodiversitas tanaman obat Indonesia. Berikut petikan wawancara Bulan dengan saya sebagian untuk Kompasiana dan sebagian untuk Cakrawala.
Bagaimana ceritanya bisa menemukan kemasan antibakteri untuk menjaga keamanan dan kualitas jamu agar tahan lebih lama? Inspirasinya dari mana?
Kemasan antibakteri untuk jamu terinspirasi dari kebutuhan untuk memperpanjang umur simpan jamu tanpa mengorbankan kualitas jamu itu sendiri.
Inspirasi ini saya dapatkan dari latar belakang saya sebagai mahasiswi s1 kimia yang aktif melakukan studi dan pertukaran pelajar kolaborasi riset seputar topik ini. Kemasan antibakteri ini menggunakan polimer yang mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur pada jamu.
Dengan cara ini, jamu tetap aman dan kualitasnya terjaga lebih lama. Kami saat ini sedang dalam tahap pengembangan prototype untuk menguji efektivitas kemasan ini.
Rencananya ke depan bagaimana? Apakah akan membuat produksi jamu sendiri?Â
 Ke depan, saya berencana untuk kolaborasi dengan dewan jamu untuk terus mendorong pengembangan produksi jamu dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan kualitas.