Bandung, September 1957,  Belakang  Gedung Sate pukul lima sore
"Widy! Ini tempat anjeun kuliah nanti!" tunjuk Medina. "Bagus juga, aku mau menyusul tahun depan!" seru Medina menunjuk sebuah bangunan, kampus Universitas Padjadjaran. "Bukannya di Dipati Ukur?"
"Itu nanti. Kata Kang Syafri, Gedung Petama di sini dulu. Fakultas Kedokteran lain tempatnya.  Bung Karno akan meresmikannya!" timpal Widy. "Tapi nanti kampus baru  ke Dipati Ukur. Masih belum dibangun, nanti pas aku lulus sarjana muda barangkali selesai."
"Megah juga, memang tidak seperti bangunan Kampus Universitas Indonesia, tetapi kan bangga jadi mahasiswa angkatan pertama."
"Sebal! Aku juga mau kuliah di Bandung, Bang Asrul izinkan nggak? Memang sih punya anak!" Â Norma merajuk.
"Rayu lah Norma. Minta Bang Asrul berbisnis di Bandung, prospektif untuk usaha hotel," celetuk Widy.
"Benar itu!" tanya Medina.
Berapa pekerja tampak masih memoles bangunan. Â Berapa warung dadakan ada di sekitar kampus, berapa pekerja makan dan ngopi. Mereka kemudian bergerak menuju Jalan Diponegoro.
Namun yang menarik perhatian Widy  dari arah  Gedung Sate, tampak Syafri dan Kinan sedang difoto seorang fotografer di depan Gedung Sate. Kinan dengan rok pendek menunjukkan wajah centil, sementara Syafri pasrah.
"Astaga! Itu pasti idenya Kinan, muka Kang Syafri sudah mulai merengut!" sebut Widy. "Apa maksudnya? Aku saja nggak ada berfoto berdua dengan Kang Syafri."