Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kami Ingin Bebas dari Sampah Plastik, Suara Lantang Kaum Muda dari Busan

24 November 2024   16:21 Diperbarui: 24 November 2024   16:25 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aeshnina Azzahra Aqilani di Universitas Dongeseo, Busan, Korea Selatan, 24 November 2024-Foto: Dokumentasi Pribadi Aeshnina

Dalam unjuk rasa itu, Nina  rela mengusung  enam  toples berisi replika bayi yang terlilit mikroplastik dan poster dengan judul menyeramkan  "cradled in Contamination= Mikroplastic have reached the Worm".  Mikroplastik mengancam kesehatan para bayi. Itu berarti masa depan umat manusia.

Long Mrach di Busan Sumber Foto: Ihttps://www.breakfreefromplastic.org
Long Mrach di Busan Sumber Foto: Ihttps://www.breakfreefromplastic.org

Juru bicara Break Free from Plastic  Samee Rhee mengurangi produksi plastik meurpakan hal yang strategissebagian mengatasi tiga krisis dihadapi Planet Bumi, perubahan iklim, lenyapnya keanekargaman hayati dan polusi beracun.

"Jika produksi polimerplastik primer tidak terkendali maa sama dengan membiarkan krisis polusi plastik terus berlanjut dan akhirnya berimbas melanggengkan ketidakadilan sosial dan lingkungan dan akhirnya generasi mendatang yang akan menanggung akibatnya," ujar Samee Rhee seperti dikutip dari situs Break Free from Plastic.

Rhee menjelaskan hampir seratus persen pembuatan plastik berasal dari proses produksi dan ekstraksi bahan bakar fosil, bahan bakar yang menyumbang emisi karbon.

Pertumbuhan produksi plastik kalau dibiarkan juga mengganggu kemampuan umat manusia mengatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius sesuai amanat Perjanjian Paris 2015.

Perjanjian plastik yang lemah gagal melindungi kesehatan manusia karena  terpapar oleh lebih dari 1.600 bahan kimia, termasuk 4.200 yang klasifikasi bahan berbahaya.

Sementara  Arpita Bhagat dari Global Alliance for Incinerator Alternatives menyebut  perjanjian INC-5 ini tharus memastikan bahwa mekanisme keuangan memprioritaskan pengurangan, perancangan ulang, dan penggunaan ulang melalui dana yang didedikasikan, cukup, dan berkelanjutan untuk mendukung negara-negara berpenghasilan rendah dan SIDS.

"Perjanjian prospektif  harus mengkomodasi prinsip-prinsip hak asasi manusia dan keadilan, pencemar membayar, tidak merugikan, dan menyediakan transisi yang adil bagi pemulung dan pekerja informal lainnya yang terlibat dalam siklus hidup plastik serta Masyarakat Adat sebagai mitra utama perjanjian tersebut," papar Arpita.

Sammy Yu dari Green Korea United  mengakui sebagai wakil dari negara tuan rumah INC-5 dalam aksi ini  menyerukan negara produsen bahan baku plastik terbesar keempat di dunia, pemerintah Korea Selatan memikul tanggung jawab yang signifikan dalam menangani polusi plastik.

Sammy Yu mendesak pemerintah Korea tidak lagi bersikap pasif seperti di INC-4, tetapi harus mengambil posisi tegas dalam 'mengurangi produksi' pada putaran kelima negosiasi dan mengadvokasikannya dengan kuat. Bukan hanya terbatas pada ruang konferensi, tetapi juga memlulihkan kebijakan sirkulasi sumber daya domestik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun