Sobirin Supradiyono masih  ingat bahwa pada 1969 kondisi ekonomi masih dalam tahap pemulihan pasca transisi dan ketidakstabilan ekonomi di Indonesia.  Pada waktu itu  pensiunan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum adalah mahasiswa Geologi ITB.  Â
Menurut Sobirin, mahasiswa Bandung untuk rekreasi  umumnya mengunjungi Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Gede-Pangrango. Mahasiswa sering menghabiskan waktu luang mereka dengan berkemah, hiking, atau mendaki gunung, yang merupakan aktivitas yang murah dan menantang.
"Berolahraga juga menjadi kegiatan favorit mahasiswa, baik olahraga kompetitif seperti sepak bola dan bulu tangkis, maupun olahraga rekreatif seperti bersepeda di sekitar kota," tuturnya dalam wawancara dengan saya  melalui Whatsapp pada 14 Oktober 2024.
Mahasiswa juga aktif dalam kegiatan seni, seperti teater, musik, dan pementasan budaya. Kesenian seperti pementasan drama atau pertunjukan musik di kampus menjadi cara untuk mengekspresikan diri di tengah gejolak sosial.
"Mahasiswa Bandung 1960-an akhir sering menghabiskan waktu di warung-warung kopi atau tempat makan murah di sekitar kampus. Tempat-tempat seperti ini menjadi ruang diskusi informal di mana mahasiswa berbicara tentang isu-isu sosial, politik, atau sekadar bersantai," paparnya.
Pada semester dua 1969,  beberapa universitas mulai menggelar kegiatan yang sifatnya gaya hidup. Fakultas Kedokteran Gigi  Unpad menggelar pemilihan Ratu Universitas pada Juli 1969  yang terbuka diikuti oleh para mahasisiwi yang ada di seluruh perguruan tinggi di Bandung  seperti diberitakan Pikiran Rakjat 19 Juli 1969.
Universitas Parahyangan juga menggelar Ratu Universitas yang dimenangkan oleh Tineke Pandaga, mahasiswa Teknik Arsitektur Unpad.  Sementara Ratu yang digelar FKG dimenangkan oleh Wulan RTresna dari Fakultas Kedokteran Unpad. Tineke Pandaaga menjadi juara II di ajang  Pemilihan Ratu  yang diadakan FKG Unpad menurut Pikiran Rakjat 1 September 1969.Â
Sementara di Jakarta pada 15 Agustus 1969 diselenggarakan Miss Indonesia 1969 di Ramayana Room Hotel, Jakarta. Pemnangnya Irma Priscilla Hardisurya, mahasiswa Seni Rupa ITB, asal Jawa Barat. Dia juga mengikuti sebuah kontes kecantikan internasional 1969.
Baca: Irma Hadisurja Miss Indonesia 1969 Â
Pemilihan Ratu-ratuan ini menjadi ironi. Karena di sisi lain masih ada persoalan mahasiswa yang tidak bisa membayar kuliah. Pada 1969 sejumlah mahasiswa di tiga perguruan tinggi negeri IKIP Bandung, ITB dan Universitas Padjadjaran keberatan atas kenaikan uang kuliah yang dirasakan memberatkan. Pada waktu itu selain membayar uang per semester, mahasiswa juga membayar uang pangkal yang cukup berat bagi mahasiswa dari kalangan pedagang, pegawai kecil, petani.