Saya tidak membayangkan jika berada di dalam suatu mobil yang sedang melaju di jalan atau sedang enak-enak bersantai di rumah wilayah Valencia, Spanyol, Selasa malam 29 Oktober dini hari 30 Oktober 2024 ketika tiba-tiba banjir bandang menerpa seperti dalam film fiksi bencana alam. Tentu hal mengerikan, bagaimana menyelamatkan diri dalam situasi itu hanya keajaiban.
Banjir bandang itu meninggalkan tumpukan ratusan mungkin ribuan bangkai mobil di jalan-jalan adalah bukti yang mengerikan. Â Laporan menyebutkan lebih dari 200 orang meninggal.Â
Banjir bandang ini merupakan malapetaka terburuk yang pernah dialami Spanyol. Â Banyak korban berada dalam perangkap maut di dalam mobil ketika banjir menerjang seperti tsunami.
Bencana ini menimbulkan sejumlah tanda tanya kok bisa terjadi di sebuah negara Eropa yang makmur dan punya standar keselamatan publik yang tinggi?
Memang kantor cuaca negeri itu (AEMET) sudah mengelurkan peringatan dua hari sebelum petakan itu kepada otoritas  dan masyarakat akan adanya hujan deras ekskalasi tinggi.
Hanya otoritas daerahnya tidak memperingatkan warga untuk tetap di rumah. Â Hingga warga malam itu pergi berbelanja atau berada di jalan dan akhirnya menghadapi petaka itu. Â
Bahkan kata Wali Kota L'alcudia Andreu Salom  kepada penyiar  RTVE ketika Sungai Magro meluap sekitar pukul 6 sore 29 Oktober waktu setempat meluap menyebabkan banjir dan lumpur menerjang jalan-jalan, peringatan pun belum disampaikan.
Wajarlah warga Valencia marah besar ketika Raja Felipe VI serta sejumlah pejabat lainnya termasuk Presiden Daerah Valencia Carlos Mazon dengan melempar mereka dengan lumpur pada Minggu, 3 November 2024.
Para ahli mengaitkan bencana alam itu adalah imbas dari perubahan iklim untuk seluruh Eropa. Benua itu harus bersiap menghadapi konsekuensi buruk akibat pemanasan global.
Oktober Tak Bersalju di Puncak Fujiyama