Puluhan tahun kemudian baru saya menyadari bahwa kantin atau tempat makan itu harus memperhatikan hygenis, komposisi gizi, hingga zero waste.Â
Saya menyesali mengapa tidak dari dulu membawa misting atau tumbler seperti waktu TK, mungkin karena merasa tidak praktis. Padahal kadang ibu mengingatkan.
Kebiasaan membawa misting dan tumbler itu baru dilakukan ketika sudah bekerja, terutama ketika ke lapangan. Â Saya baru tahu "ngeh" istilah anak sekarang bawa makan dengan misting ini sebetulnya pas dengan takaran nasi dan lauk hingga tak bersisa.
Dalam kegiatan "ASEAN Summer: School Meals Programmes in ASEAN Cities" yang berlangsung di Bandung pada 23-26 Juli kantin sehat dan berkelanjutan sekolah menjadi topik.
Salah satu agenda para peserta mengunjungi Kantin SMPN 2 Bandung yang berlokasi di Jalan Belitung.  Menurut ASN staf Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian  (DKPP) Kota Bandung Nanang Zulkarnaen  kantin di sekolah ini mempunyai manajemen sendiri.
Kantin sekolah bekerja sama dengan Puskesmas Tamblong secara rutin melakukan pengecekan makanan dan minuman agar sesuai standar kesehatan.
Sekalipun jajanan yang masih standar, seperti nasi dengan ayam serta sayur, bubur ayam, batagir, bakso soun sayur, aneka snack, pudding buah. Â Namun makanan yang disajikan ini harus sesuai standar.
Namun yang paling terpenting, kata Nanang ialah seluruh siswa SMPN 2 Bandung dianjurkan memakai misting dan tumbler kalau jajan di kantin dan tentunya lebih baik kalau bawa bekal ke sekolah.Â
"Sebagian sayur dan buah yang digunakan di kantin ternyata hasil dari kebun sekolah," ujar Nanang kepada saya, 27 Juli 2024, seraya mengatakan bahwa sekalipun menjadi percontohan masih ada beberapa kantin SMP Swasta di Bandung yang juga mempunyai manajemen baik.
Hal ini diakui oleh salah seorang peserta, yaitu PMHP Ahli Muda Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian Kota Bontang Kalimantan Timur Fahrudin Nor bahwa Kantin SMPN 2 Bandung ini terintegrasi dengan Buruan SAE yaitu kebun sekolah dan hygenitas terjaga dengan baik.
Para peserta mendapat masukan dari peserta negara ASEAN. Yang paling menarik ialah Singapura yang menyerahkan makanan dikantin sekolah pada vendor yang sudah diseleksi.  Di sini minuman untuk anak usia TK dan  SD pun diatur  kadar gulanya. Sejak dini mereka diajarkan untuk makan sehat dan itu terbawa hingga dewasa.