Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kantong Plastik, dari Solusi Jadi Petaka Lingkungan

4 Juli 2024   18:32 Diperbarui: 4 Juli 2024   18:49 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dulu ayah saya saya kerap membawa satu kantong plastik di saku celananya. Ayah saya menggunakan kantong plastik itu berkali-kali membawa barang. Kantung plastik itu begitu fleksibel, ringan  hingga mudah dilipat kecil-kecil dan tahan lama."  Demikian kenang Raoul Thulin seorang warga Swedia tentang ayahnya.

Sang Ayah adalah ilmuwan Swedia yang menciptakan kantung plastik pada 1950-an, bernama Sten Gustav Thulin.  Awalnya penciptaan kantung plastik itu untuk menggantikan kantung kertas untuk tempat berbelanja.  Pasalnya produksi massal kantung kertas membuat pohon-pohon ditebang. 

Dia pun mempatenkan penemuan ini pada 1959 melalui Celloplast dan sejak  itu kantong plastik diproduksi massal dan pasar swalayan modern menyukai karena jatuhnya harganya lebih murah.    

Yang terlintas di benak Sten waktu itu adalah orang akan menggunakan kantung plastik berkali-kali karena awet dan tahan lama, dibanding dengan kantong kertas yang mudah sobek dan kotor.  Plastik adalah sebuah revolusi untuk perubahan gaya berbelanja yang semakin massal dengan munculnya pasar swalayan dan toko modern yang menggeser pasar tradisional. Bahkan pedagang pasar tradisional pun menggunakan kantong plastik sekali pakai.

Namun yang tidak dipikirkan oleh Sten ialah beberapa dekade kemudian kebanyakan orang tidak menggunakan kantong plastik berkali-kali. Begitu nyaman karena kantong berbahan polyethylene ini  mempunyai pegangan dan murahnya menggunakan kantong plastik, hingga membuat manusia menjadi pemalas dan cenderung membuang kantong plastik sekali pakai.  Apalagi kantong plastik juga berfungsi untuk melindungi barang di kala hujan yang tidak bisa dilakukan kantong kertas.

"Padahal yang  Ayah saya maksudkan konsumen kembali ke toko dengan membawa kantong plastik  seperti yang dia lakukan di tahun tujuh puluhan dan delapan puluhan. Jadi mengapa kalian semua tidak melakukannya?" kata Raoul.

Maka solusi menjadi petaka yang lebih serius bagi lingkungan, karena sampah plastik sulit terurai dan diperkirakan pada 2050 sampah plastik akan mendesak kehidupan di lautan.  Saat ini saja sudah banyak laporan yang mengungkapkan bagaimana plastik berada di dalam perut ikan paus atau burung yang terjerat sampah itu.

Jumlah sampah plastik diprediksi  akan melampaui jumlah ikan, memberikan dampak serius pada spesies burung dan mencemari  lautan.  Pecahan sampah plastik yang disebut mikroplastik dimakan oleh ikan dan akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia sendiri.

Secara global sekira lima triliun sampah kantong plastik sekali pakai setiap tahun,  Menurut Data dari Making Oceans Plastic Free pada 2017, Indonesia setiap tahun menghasilkan 182,7 miliar kantong plastik dengan total bobot 1.278.900 ton.  Jumlah yang fantastis. Itu belum sampah seperti saset dan sedotan plastik.

Berbagai riset bahkan sudah dilakukan oleh perorangan dan komunitas  menunjukkan untuk tingkat lokal sekalipun  kantong plastik sekali pakai jumlahnya fantastis.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun