Kampung Siba Klasik, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik menjadi  contoh yang baik bagaimana upaya dari akar rumput untuk menjadi kampung yang berkelanjutan.  Sejak 2001, warga kampung Siba Klasik  melakukan gerakan pemilahan sampah dan memanfaatkan sampah organik menjadi kompos. Tingkat kepatuhan warga menurut rilis dari  lembaga penelitian dan konservasi Ecoton mencapai 70 persen.  Partisipasi ini termasuk tinggi.
Untuk mewujudkan Kampung Zero Waste, Siba Klasik dipersenjatai dengan  80 komposter biopori, 134 komposter mini dan 10 tong komposter. Dengan fasilitas itu warga bisa mengelola hingga 60 persen timbulan sampah organik.  Sementara sebesar 20 persen sampah yang dibawa ke TPA Ngipik  hanya 20 persen dari total sampah.
Bukan hanya berhenti sampai di pemilahan sampah, Kampung Siba Klasik juga sudah memproduksi  sabun cuci piring, sabun cuci pakaian, pembersih lantai curah atau isi ulang (refill).  Tujuan mengurangi sampah plastik saset.  Â
Ketua Lembaga zero waste RT02, RW 05 Kelurahan Sidokumpul Saifudin Efendi  menyampaikan pihaknya berkolaborasi dengan tim penyuluh, karang taruna, bank sampah hingga ibu-ibu PKK untuk memproduksi sabun isi ulang ini.Â
 Mereka mengerjakannya ketika sedang santai.  Kampung Siba Klasik sudah memiliki tiga toko refill sejak beroperasi pada  Januari 2024.
Untuk memperluas sekaligus melakukan edukasi, mereka memanfaatkan kegiatan Car Free Day (CFD)  di Jalan Jaksa Agung  Suprapto, Kota Gresik pada 12 Mei 2024,  warga menjual sabun isi ulang ini kepada masyarakat yang berolahraga.
Pihaknya memajang aneka produk sisi ulang, mulai dari sabun cuci piring, sabun cuci pakaian, pembersih lantai  di atas kendaraan  di atas kendaraan bermotor roda tiga.  Selain itu Kampung Siba Klasik juga memperkenalkan  alat-alat dapur berbahan kayu. Â
"Allhamdulillah sambutan warga CFD sangat baik.  Kami menjual kemasan botol bekas mineral  600 ml (Rp7.000) dan juga 220 ml  (Rp3.000) dengan harga  lebih ekonomis.  Kebanyakkan peminatnya sabun cuci pakaian dan cuci piring. Kami buka dari jam 06.00 sampai jam 09.30 sudah bisa menghabiskan 140 litter," ungkap Saifudin ketika saya hubungi 12 Mei 2024.
Tujuan penjualan di CFD ini agar warga terbangun kesadarannya meninggalkan sampah saset. Â Warga jadi tahu tidak mmebuang sampah plastik. Menurut Saifudin pihaknya bahkan membeli jerigen bekas seharga Rp3.500.
"Ada pengunjung yang membawa  kemasan botol kemasan tinggal  sedikit. Kemudian  kita bersihkan dengan tisu lalu. Setelah itu baru  kita tuang dengan sabun curah," imbuhnya.