Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Butterfly Effect, In The Shadow of The Moon, Paradigma Perjalanan Waktu

27 April 2024   20:21 Diperbarui: 28 April 2024   18:31 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kalau saya penah merasa mengalami suatu kejadian dan baru ingat setelah sekarang (dj vu). Jangan-jangan ada yang melakukan perjalanan waktu yang berefek pada saya? Bagaimana kalau mimpi buruk adalah peristiwa yang tidak kita inginkan dan sebetulnya sudah diubah?

"Butterfly Effect" membuka cakrawala berpikir jangan-jangan seperti yang dikatakan Dee (Dewi Lestari) dalam Supernova tentang desain besar dan ada kekuatan maha besar menentukan plotnya.  Berapa persen porsi nasib ditentukan upaya  manusia itu sendiri dan berapa persen takdir?

Saya ingat film lain tentang perjalanan waktu yang diangkat dari novel karya penulis fiksi ilmiah H.G Wells "Time Machine". Kekasih tokoh utamanya mati. Lalu dia melakukan perjlanan waktu untuk menyelamatkan kekasihnya. Tetapi kekasih utamanya tetap mati karena kalau dia berhasil menyelamatkan hidup kekasihnya, maka tokoh utamanya tidak akan menemukan mesin waktu.  

Jadi yang bisa digeser ialah bagaimana peristiwa kematiannya? Ditikam penjahat atau tertabrak  kereta? Yang berubah ada penjahat yang dihukum pada suatu kejadian, namun ketika kekasih tertabrak kereta tidak ada yang dihukum, namun kekasihnya tetap meninggal.

Ada pikiran nakal saya, bagaimana kalau  mengubah sejarah. Bagaimana kalau saya bisa kembali ke tahun 1600 an membujuk Wijayakrama menghancurkan VOC sebelum mereka kuat, apakah efeknya ke depan sejarah berubah: tidak ada Republik Indonesia, yang ada negara Banten, Negara Mataram dan seterusnya?  Atau ada bagian nusantara yang diduduki Inggris.

Ada juga film serial televisi "Quantum Leap", yang pesannya lebih bijak misalnya hanya mengubah nasib dan bukan mengubah hal yang menagkibatkan reaksi berantai. Misalnya pada suatu episode yang tadinya ada tokoh yang diselusupi karakter utama tidak lulus SMA dibuat lulus dan masuk perguruan tinggi. Jadi hanya membetulkan peristiwa yang menyimpang. 

Selain "Butterfly Efect", film  tentang perjalanan waktu lain yang saya sukai ialah "In The Shaddow of The Moon" (2009): gagasan utamanya mengubah time line harusnya urutannya A menjadi B. 

Harusnya Amerika Serikat kiamat karena perang saudara di masa depan tetapi berkat  tokoh utamanya Rya melakukan pembunuhan terhadap sejumlah radikalis kanan Amerika pada 1988, 1997, 2006 dan 2015 maka Amerika Serikat menjadi damai. 

Hanya saja tokoh utama lainnya Maddox, seorang polisi pada tahun-tahun itu hanya paham: itu kriminal. Dia heran kok bisa pelaku kejahatan yang tewas terlindas kereta api pada 1988, hidup lagi pada 1997? Muncul lagi pada 2006.  Umurnya masih sama.

Padahal dia yang mengirim cucunya ke masa lalu di masa depan untuk menyelamatkan Amerika.

Film Korea "Grid" mengikuti logika yang sama menyelamatkan masa depan dengan melakukan aksi yang dinilai kriminal pada masa lalu.  Kedua film juga jadi favorit saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun