Saya menonton serial televisi Star Trek ketika masih kanak-kanak  ketika televisi masih hitam putih.  Tidak ada pikiran kritis pada masa itu, pokoknya fantasi perjalanan luar angkasa  luar biasa.Â
Bahwa di peradaban baru planet lain ada manusia juga, seperti orang Indian, Dewa Zeus, Yunani, Nazi Jerman, tidak menjadi tanda tanya bagi saya.Â
Namun yang paling seru dalam ingatan waktu anak-anak  ketika Kapten Kirik, Spock dan kawan-kawannya menghadapi serangan parasit yang menyerang sebuah bangunan sebuah planet, hingga sebuah planet yang dihuni oleh anak-anak.
Pada 14 Juni 2009 saya menonton film bioskop bertajuk Star Trek (memang dirilis Juni tahun itu) dengan sutradara JJ Abrams dengan bintang  Chris Pine, Zachary Quinto, Eric Bana, Zoe Saldana di sebuah bioskop di Jakarta.
Ulasannya saya tulis di diary secara tertutup dan kini dokumentasi ini saya buka untuk publik di Kompasiana, seperti sejumlah ulasan film lainnya, perjalanan, catatan dari Perpustakaan Nasional, mungkin juga review buku, serta liputan waktu kerja di media cetak dan online yang sudah mati.
Review: Star Trek
Space: the Final Frontier. These are The voyage of The Starship Enterprise. It's five-year mission: the explore strage new word, to seek out new life and new civilization to boldly go where no man has gone before.
Demikian narasi di akhir film Star Trek yang disutradarai JJ Abrams.  Narasi ini merupakan pembuka setiap episode serial ciptaan Gene Rondberry ini sejak 8 September 1966.
Film anyar (pada 2009) merupakan beginner menceritakan asal-usul Kapten James Tiberius Kirk dan Spock. Â Yang satu anak Iowa dan yang satu campuran manusia dengan ras Vulcan.
Kirk cerminan cowboy Amerika berandalan, anak kapten kapal federal yang terbunuh akibat ulah Kapten Nero dari Ras Romulan. Â Sementara Spock adalah simbol jenius Amerika.