Jika tidak ada Tindakan yang diambil perubahan iklim bakal mengubah tanah di Australia jadi penghasil karbondioksida. Â Demikian peringatan dari Penelitian baru Universitas Curtin
Sebagai catatan  luas tanah di benua ini mencapai 7.688 juta km persegi. Pemerintah Australia sudah mengakui Sektor pertanian menyumbang 16,8% emisi gas rumah kaca negeri kangguru itu pada 2020-2021.Â
Pengelolaan lahan saat ini merupakan penyerap karbon bersih, yang berkontribusi sebesar -13,7% dari total karbon nasional pada tahun-tahun yang sama.
Tanah membantu menjaga bumi tetap sejuk dengan menyerap karbon. Â Namun pemanasan global menyebabkan kemampuannya untuk menahan karbon menurun. Â Dalam beberapa kasus, tanah mulai melepaskan sejumlah karbon kembali ke udara.
Sebuah tim peneliti global, dipimpin oleh Profesor Raphael Viscarra Rossel dari Curtin's School of Molecular and Life Sciences memperkirakan perubahan jumlah karbon di tanah Australia antara sekarang dan tahun 2100.
Untuk melakukan hal ini, tim melakukan simulasi menggunakan tiga jalur berbeda bagi masyarakat: skenario 'berkelanjutan' yang berfokus pada lingkungan, skenario 'tengah jalan', dan skenario lainnya yang memperkirakan akan terus bergantung pada 'pembangunan berbahan bakar fosil'.
Laporan tersebut menemukan bahwa tanah Australia akan menjadi penghasil emisi bersih dan dapat menyumbang 8,3 persen dari total emisi Australia saat ini berdasarkan skenario 'berkelanjutan'.
Kontribusi ini  bahkan lebih dari 14 persen pada 2045 berdasarkan skenario 'tengah jalan' dan 'fosil- skenario berbahan bakar.
Pada 2100, menurut tim peneliti  emisi tanah berdasarkan kedua skenario diperkirakan akan menyumbang proporsi emisi total yang lebih tinggi, namun prediksi tersebut lebih tidak pasti.
Meskipun beberapa daerah dengan lahan pertanian yang subur masih dapat menyimpan karbon. Â Studi ini menemukan bahwa hal tersebut tidak akan cukup untuk mengimbangi jumlah karbon yang hilang dari tanah di daerah.