Lainnya adalah serangan Kebebeok terhadap desa yang sedang menggelar tari kecak terlalu mengada-ngada.  Tetapi mungkin maksud memasukan pertunjukkan tari pada  masa itu (1971) mempromosikan budaya Bali di awal Orde Baru dan sebagai kebangkitan ekonomi Indonesia setelah porak-poranda pada 1960-an.
Pertanyaan lain ialah pada abad ke berapakah setting Pandji Tengkorak ini? Â Tidak mungkin abad ke 18-19, kerajaan-kerajaan di Bali seperti Singaraja, Buleleng, Karangasem kuat nggak mungkin mereka diam saja kalau ada gerombolan penjahat. Belanda saja pernah keok pada 1848 dalam Perang Jagaraga II, apalagi gerombolan perampok. Mungkin sebelum abad ke 18.
Kalau Si Buta dari Gua Hantu biasa ditebak kira-kira 1890-an sama dengan era Si Pitung. Pada  masa itu penindasan terhadap rakyat makin menjadi-jadi di era Ekonomi Liberal, di mana banyak tuan tanah Eropa dan para pangrehpraja memihak mereka, seperti Bupati hingga wedana dan demang.  Si Buta melawan Opas dalam Mawar Berbisa dan kisah Rajamandala adalah pejabat pribumi yang kejam.
Kembali ke film, Panji Tengkorak merupakan salah satu film perdana Deddy Sutomo era 1970-an, sebelum dia dikenal publik pada 1980-an. Â Lenny Marlina juga menjadikan Panji Tengkorak sebagai salah satu film perdananya. Â Peran mereka dalam film cukup signifikan, tetapi entah mengapa Shan Kuang Ling Fung terlihat menonjol.
Bagi saya  Panji Tengkorak adalah film silat  Indonesia  pertama digarap dengan cara modern seperti orang bisa melayang dari atap ke atap, pohon ke pohon.  Setelah itu baru muncul trilogi Pitung, Si Buta dari Goa Hantu, Jaka Sembung, akhirnya paling anyar Pendekar Tongkat Emas dan Wiro Sableng.
Meksipun demikian masih ada film silat Indonesia sebelum Panji Tengkorak, yaitu  yaitu Harimau Tjampa (1953) berlatar belakang silat Minangkabau pada 1930-an.
Harimau Tjampa digarap Pefini deengan  D. Djajakusuma sebagai Sutradara dan Usmar Ismail  sebagai Produser. Film ini dibintangi beberapa aktor dan aktris hebat kala itu seperti B Hermanto, Nurnaningsih, Rd Ismail, Tity Savitry, Malin Maradjo dan lain-lain.
Film ini sarat dengan nilai Islam dan Melayu, serta bagaimana eratnya persebatian dunia Melayu dengan ajaran Islam. Selain itu juga terdapat filosofi mendalam dan mendasar tentang ilmu silat nusantara.
Dengan latar  1930an, Harimau Tjampa berkisah tentang  Lukman, yang berniat balas dendam terhadap kematian ayahnya dengan cara mencari dan belajar guru silat.