Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Backpacker Itu Turis Berkualitas, Nusantara Maupun Mancanegara

16 Maret 2024   15:38 Diperbarui: 16 Maret 2024   22:58 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan dua tamu di Hotel Backpackeran, Tiffany Zeena kanan 6 Mei 2014back. Foto: Irvan Sjafari

Naik Kendaraan Umum Tambah Ilmu

Saya menggunakan strategi yang digunakan senior saya jurnalis dari sebuah media terkemuka di Indonesia, bahwa kalau jalan-jalan itu naik kendaraan umum untuk dapat informasi kulineran dan segala macam.  

Berbekal ilmu itu saya ke Tasikmalaya pada Mei itu 2014 juga dan mendapatkan banyak hal hanya dalam  dua hari, mulai kuliner, UKM kerajinan sepatu hingga bordiran  plus  Kampung Naga.

Dengan naik kendaraan umum itu dan mencoba makan kaki lima lebih banyak pengetahuan yang saya dapat.

Misalnya saya tahu bahwa mi kocok di Tasikmalaya kuahnya lebih kental dibanding mi kocok Bandung.   Saya pertama kali kenal nasi tugtug khas Tasikmalaya  yang kemudian jadi  salah satu kuliner favorit saya di Jakarta, sekalipun rasanya tidak seenak di Tasikmalaya.

Ketika di Kampung Naga saya bertemu backpacker lainnya dari Prancis yang sedang melakukan pemotretan untuk sebuah proyek.

Ketika naik kendaraan umum itu-selalu memilih di samping Pak Sopir. Di Bandung,  saya malah dilindungi kalau ada copet bahkan ditunggu ketika turun untuk berbelanja. Di situ saya paham bahwa masyarakat setempat kecil bila komunikasinya enak bisa menjadi  sahabat wisatawan.

Pernah saya alami waktu turun dari Lembang naik angkot, macet di Setiabudhi, mobil plat B di belakang klaksonnya kencang sekali.  Akhirnya saya turun memperingati mobil itu bahwa jalan memang macet dan kembali ke angkot.  Jadi yang tidak berkualitas yang mana? Yang bermobil atau yang di angkot?    

Ketika ke Yogyakarta Agustus 2014, aku bertemu lebih banyak turis asing backpacker di kawasan Malioboro dari berbagai bangsa dan menginap di penginapan murah khusus untuk turis backpackeran.  Aku berkenalan dengan Jeniffer dan Celine, turis Prancis  ketika sedang sama-sama menikmati wedang jahe di kaki lima.

Jennifer dan Celine-Foto: Irvan Sjafari
Jennifer dan Celine-Foto: Irvan Sjafari

Dari informasi yang aku dapat para turis mancanegara  itu memilih menghemat budget di penginapan, namun uang lainnya dihabiskan untuk ke Kraton, Taman Sari, telusur Malioboro melihat Candi Borobudur, Prambanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun