Penelitian anyar terus membuktikan bahwa perubahan iklim memberikan dampak buruk. Sebuah studi baru di Nature Ecology & Evolution menyebutkan memanasnya laut mengancam keberadaan padang lamun di kawasan subtropis.
Mengapa? Sejumlah spesies laut seperti penyu dan manate (lembu laut) yang biasanya makan di padang lamun kawasan tropis berpindah mencari makan dan habitat yang cocok di kawasan subtropis.
Hal ini terjadi karena seiring dengan memanasnya perairan subtropis atau yang dikenal sebagai tropisasi. Padahal di daerah subtropis memiliki sedikit herbivora laut. Â Dengan semakin banyaknya herbivora laut yang datang menggerus padang lamun di daerah subtropis. Â
Satu penulis penelitian, profesor dan dekan USF College of Marine Science Tom Frazer  menyampaikan  pemanasan laut menimbulkan banyak ancaman terhadap ekosistem laut.
"Padang lamun, yang menyediakan makanan bagi herbivora dan habitat pembibitan bagi banyak spesies perikanan yang bersifat rekreasi dan komersial, sudah terancam oleh penurunan kualitas air," ujar Tom seperti dikutip dari  situs Universitas Florida Selatan, beberapa waktu lalu.Â
Studi ini menunjukkan bahwa tropisisasi ekosistem laut sebagai respons terhadap pemanasan suhu dapat berkontribusi lebih lanjut terhadap penurunan habitat penting ini.
Penulis penelitian ini menggunakan rumput penyu, spesies lamun dasar yang ditemukan di seluruh Atlantik Barat, Laut Karibia, dan Teluk Meksiko, sebagai model padang lamun.
Para peneliti melakukan serangkaian percobaan terkoordinasi di padang lamun yang tersebar di 23 derajat garis lintang.
Mereka mengamati  lokasi di Bonaire, Panama, Belize, Meksiko, Kepulauan Cayman, dan Amerika Serikat  dan menemukan meningkatnya populasi  penyu di kawasan tersebut.
Temuan ini menunjukkan bahwa padang lamun subtropis kurang tahan terhadap sebuan  berat yang dilakukan herbivora laut.  Padahal padag lamun tersebut menerima lebih sedikit sinar matahari dibandingkan lamun tropis.