Pisang adalah salah satu buah yang terpopuler di seluruh dunia. Â Badan Pangan Dunia (FAO) mengungkapkan pada 2019 sebanyak 116 juta ton pisang diproduksi di seluruh dunia. Hampir separuhnya jenis pisang cavendish,
Namun pisang seperti tanaman pangan dunia lainnya mempunyia penyakit. Yang paling serius ialah apa yang disebut Panama disease atau penyakit layu fusarium pisang, sejak akhir 1960-an. Penyakit ini  tercatat dalam sejarah telah menyebabkan kebangkrutan ekonomi  di negara-negara pengekspor pisang di Amerika Latin.
Teknologi pangan kemudian menciptakan varietas pisang cavendish  akhirnya dapat menyelamatkan industri pisang dunia saat itu. Namun pada akhir 1990-an muncul galur baru Fusarium spp., terkenal dengan sebutan tropical race 4 (TR4), mampu menyerang psang cavendish
Tidak hanya menjadi ancaman bagi industri pisang, TR4 juga mengkhawatirkan ribuan petani pisang skala kecil di Asia dan Afrika. Mau tidak mau manusia harus kembali melakukan bioteknologi menciptakan pisang yang bisa menangkal TR4.
Akhirnya sebuah tim yang dipimpin oleh James Dale di Universitas Teknologi Queensland, Australia menciptakan strain pisang yang resisten, yang disebut QCAV-4, dengan menambahkan gen dari pisang liar.
"Keputusan ini merupakan "langkah yang sangat penting dalam membangun jaring pengaman bagi pisang Cavendish dunia dari TR4 yang telah berdampak pada banyak bagian dunia", kata Dale dalam sebuah pernyataan pada Februari 2024.
Otoritas di Benua Kangguru itu akhirnya menyetujui penanaman pisang hasil rekayasa genetika  di lahan pertanian untuk pertama kalinya.
Regulator di Australia dan Selandia Baru telah mengizinkan strain pisang cavendish diubah agar tahan terhadap penyakit jamur mematikan yang telah menyebar ke banyak negara di seluruh dunia.
Kantor Regulator Teknologi Gene di Australia mengeluarkan izin yang mengizinkan pertumbuhan komersial pisang yang dimodifikasi pada 12 Februari.
Food Standards Australia: Pisang Rekayasa Genetika Aman