Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ecoton dan Mahasiswa Unirow Angkut 167,515 Kg Sampah di Pantai Boom, Tuban

20 Desember 2023   21:48 Diperbarui: 20 Desember 2023   22:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi nirlaba pelestarian lingkungan (Ecoton) berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Ronggolawe (Unirow) membersihkan Pantai Boom di Kabupaten Tuban.

Sebanyak 30 relawan dari Ecoton dan Unirow ini  juga melakukan kegiatan brand audit atau mencari tahu sampah plastik dari produk mana yang mencari pantai.

Kerja sama Ecoton dan Unirow ini juga bertujuan menumbuhkan kesadaran terhadap kondisi sampah yang berakhir ke lautan dan melakukan gerakan bersama dalam menjaga lingkungan.

Koordinator kegiatan Aksi Bersih Pantai dan Brand Audit Ecoton, Alaika Rahmatullah menyampaikan Pantai Boom Tuban berada di lokasi  strategis.

Letaknya  tepat di sebelah utara alun-alun tuban dan terdapat kegiatan pariwisata.

Hal ini berimbas  dengan banyaknya sampah plastik yang menumpuk di bibir pantai.

Pantai yang kotor terutama karena sampah plastik dapat merusak ekosistem laut, sekaligus mengancam kesehatan manusia dan biota di sekitarnya.

"Untuk itu perlu  melakukan bersih-bersih pantai dan brand audit untuk melihat karakteristik sampahnya," ujar Alaika dalam keterangan tertulisnya, 20 Desember 2023.  

 

Alaika mengingatkan  kegiatan Brand Audit merupakan kegiatan untuk analisis akuntabilitas suatu perusahaan dalam bertanggung jawab terhadap sampah yang sudah dihasilkan dan berakhir ke lingkungan (Extended Producer Responsibility).

Hal  ini sesuai amanat pasal 15 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008.

 

Para relawan mampu mengevakuasi sampah sebanyak 167,515 Kg. 

Berdasarkan hasil brand audit diketahui sekira  90% didominasi oleh sampah plastik sekali pakai seperti kresek, kemasan sachet, dan sedotan.

Bahkan, pada kegiatan bersih-bersih relawan masih menemukan kemasan shampoo sachet yang beredar pada tahun 90-an. Artinya, sampah plastik tidak akan benar-benar hilang.

 

Manager Advokasi dan Litigasi Ecoton Azis menjelaskan sampah plastik yang terbuang ke lingkungan dapat menyebabkan kontaminasi mikroplastik.

Sampah jenis ini Mikroplastik sangat berbahaya apabila masuk ke tubuh manusia karena dapat mengganggu sistem hormon bahkan memicu kanker.

"Oleh karena itu, kami mendesak kepada produsen harus ikut andil dalam mengambil sampahnya kembali dan produsen membuat sarana pengumpulan sampah, tidak menggunakan sachet sebab merupakan sampah yang susah di daur ulang," tutur Aziz.

 

Sementara itu, Mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ronggolawe Tuban, Rio, menambahkan, kegiatan bersih-bersih juga harus ditingkatkan, tidak hanya dilakukan di panta.

Kegiatan ini juga harus dilakukan di sungai-sungai juga perlu diperhatikan karena sampah yang berakhir ke laut asalnya dari sungai.

 

Hasil daripada kegiatan ini akan disampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup oleh aliansi pegiat lingkungan dari Universitas Ronggolawe.

Untuk tindak lanjutnya, Pemda bersama Unirow  duduk bersama  membahas tentang kebocoran sampah plastik di Kabupaten Tuban.

Harus ada sinergitas antara pemerintah, produsen dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah.

"Pemerintah membuat peraturan pembatasan plastik sekali pakai, produsen mendesain ulang produk yang lebih ramah lingkungan, mengubah pola distribusi menjadi sistem guna ulang, dan masyarakat mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai," pungkas Rio.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun