Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang-orang Yang Dikutuk Bumi

12 November 2023   21:25 Diperbarui: 12 November 2023   21:31 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.idntimes.com/science/discovery/alfonsus-adi-putra-alfonsus/kutukan-paling-populer-sepanjang-sejarah

Namaku Gadis Octolandia.  Aku lahir di kota Octoland, dua puluh lima tahun lalu, sebuah kota yang disebut iklannya sebagai hunian serba lengkap dan sempurna. Namun pengembangnya merusak hutan jati untuk membangun kota impian itu, sebetulnya tempat tinggal orang bunian.   Baca: Kota Terkutuk  Kota Terkutuk 

Karena dianggap sudah keterlaluan, orang bunian ini mengutuk kota itu hingga penghuninya semua menjadi budak orang bunian sampai hari kiamat.  Tapi versi resminya kota itu tenggelam dalam tanah karena gempa bumi. Keluargaku termasuk yang dikutuk. Juga teman-teman sekolahku. 

Kecuali aku karena menghormati kearifan lokal, aku bebas pada waktu ulang tahunku ke tujuh, ketika bencana terjadi.  Ratu kerajaan itu jadi sahabatku, aku bisa kembali kapan saja aku mau.

Namun aku juga hanya sekali kembali ke sana menengok orangtuaku, adikku dan berapa teman-temanku yang diperlakukan baik-baik.  Hingga sekarang aku bisa terhubung secara batin dengan Ratu dan petingginya.

Kini setelah lulus dari ITB aku bersama Zam Aries, Antropolog mendirikan NGO Penjaga Bumi yang kerap berseteru dengan korporasi dan oligarki tambang yang kami tentang kalau mereka melakukan eksplorasi di hutan konservasi dan menganggu masyarakat adat.   

Sejak bersahabat dengan orang bunian itu aku bersumpah akan ikut menjaga Bumi. Lawan kami bahkan ada yang teman satu jurusan Geologi yang bekerja di perusahan tambang milik oligarki.

Aku berapa kali dapat ancaman pembunuhan dari orang-orang korporasi yang punya back up kuat. Mereka tidak suka dengan aktivitas advokasi kami yang selalu mengganggu  pengembangan tambang mereka, terutama di Bumi Kalimantan.  

Namun aku dan Zam beruntung bisa lolos ketika berada di hutan. Masyarakat adat setempat menyelamatkan kami dari para tukang pukul bayaran bersenjata api dan tajam.  Kalau kami dapat akan dilaporkan mati karena kecelakaan.  Mereka diduga pernah membunuh seorang wartawan media asing dan beberapa relawan.  Mayat mereka tidak bisa ditemukan.

Aku dan Zam adalah anak-anak indigo. Kami bisa melihat bukan saja apa mereka sebut sebagai hantu tetapi juga orang bunian.  Bahkan orang dari kerajaan bunian di Kalimantan itu tahu aku diangkat saudara dari penguasa kerajaan bunian lain di Jawa. Kalau aku ke sana selalu ada utusan kerajaan mereka yang menemui aku di hotel bahkan mengajak singgah di kampungnya.

Mereka yang memberi informasi kalau sebuah didirikan tambang di suatu tempat akan berdampak berat bagi lingkungan dan mencelakakan pekerjanya.   Namun bagaimana menjelaskannya ke publik? Jadi kami mencari-cari celah, seperti pelanggaran Amdal, tanahnya tidak stabil dan sejauh ini bisa dipercaya pemerintah daerah.

Sementara di bawah kami cerita soal orang bunian, hingga nggak ada orang lokal yang mau jadi pekerja di tambang yang akan dibuka. Tentunya kami minta orang bunian itu untuk memberi contoh membuat penampakan mengerikan pada pekerja yang akan menebang pohon.  

Usulan aku diterima-sebeutlnya aku ingin melindungi orang tak bersalah dari kematian. Mereka hanya butuh uang. Hasilnya seorang penebang kayu yang paling arogan dibuat sakit keras. Kulitnya tumbuh bisul dan bernanah. Alasan medisnya sih kena infeksi.  

Tapi penebang itu melihat penampakan sesuatu yang mengerikan meraba-raba tubuhnya dan tempat yang dipegangnya bisulan.  Proyek itu jadi mangkrak karena nggak ada warga lokal yang mau kerja.

Dua

Yang paling membenci aku adalah  Raden Aulia Zaman, pengusaha batubara lokal di kawasan Kalimantan Timur dengan mitranya konglomerat Jakarta bernama Jhonny Hendrawan, serta seorang anggota parlemen bernama Bayu Yudhistira.  Nama yang terakhir ini tidak sesuai dengan karakternya. Ketiganya juga mengelola kebun sawit.  Bisnis ini mereka yang paling bermasalah dengan lingkungan, setidaknya di mata Jaga Bumi. 

Ladang sawit mereka dijaga centeng yang sangat kejam dipimpin seorang jagoan pelarian dari negeri jiran bernama Badrul.  Di negerinya, Badrul ini pernah membunuh akitivis NGO dari Jerman yang melindungi orangutan yang memakan sawit milik majikannya. Berkat pengaruh  tiga sekawan itu Badrul mendapatkan imunitas karena mereka suka dengan kinerjanya.

Di Indonesia, Badrul pernah menghebohkan para aktivis lingkungan dengan membunuh  dua ekor orangutan yang masuk ke kebun sawitnya.  

Yang menyedihkan menurut saksi mata salah seekor orangutan yang mati  itu induk sambil menyusu anaknya kelaparan karena habitat mereka sebetulnya dulunya ladang sawit itu. Bahkan Badrul ini dicurigai pembakar lahan yang menyebabkan beberapa ekor orangutan mati demi kepentingan sawit.

Badrul lolos dari hukuman karena mayat dua ekor orangutan itu tidak ditemukan hanya berdasarkan kesaksian seorang aktivis.  Dan aktivis itu kini mendekam dipenjara karena tuntutan fitnah.

Berani mencuri sawit? Oh, Badrul langsung mematahkan tangan siapa berani masuk ladang jika tertangkap. Cacat itu orang dibuatnya dan dipenjara lagi. Badrul kuat karena Aulia adalah godfather setempat yang juga dihormati orang kampung.   Yang maling itu biasanya dari kampung yang agak jauh.  

Aku pernah berurusan dengan Badrul, ketika melakukan investigasi bersama wartawan Membaca Indonesia bernama Ahmad Fikri membuktikan penyelundupan CPO ke negeri jiran untuk mendapatkan keuntungan besar. Investigasi yang cari mati.

Kami ketahuan Badrul mengirim anak buahnya tak kalah kejam bernama Fery Makbul dan Paul Ando, dua mantan residivis yang direkrut jadi tukang pukulnya.  Tetapi rupanya Ratu Agung di Hutan Jati bisa kontak batin dengan kerajaan bunian setempat untuk tidak membiarkan orang-orang mau bekorban untuk alam mati sia-sia.

Keduanya? Selamat sih. Cuma Feri Makbul pensiun jadi centeng karena sebelah kakinya disambar buaya. Padahal setahu polisi hutan setempat tidak ada buaya di hilir. Sementara Paul Ando hilang tiga hari tiga malam di hutan dan dirawat. Ketika dia ditemukan wajahnya pucat dan badannya kurus dan dia harus dirawat  di rumah sakit jiwa karena pengalamannya yang luar biasa di negeri bunian.  

Biasanya orang-orang seperti itu mati. Tetapi orang-orang bunian itu mengikuti hati nuraniku yang tidak suka membunuh, tetapi memberi pelajaran. Jadi mereka pakai bahasa orang modern mendapat dispensasi.  

Hasilnya? Feri Makbul pulang kampung ke Gresik jadi santri insyaf dan minta dirukiah . Para kiyai di sana menceritakan dia bertemu buaya siluman.  Kepada wartawan dia cerita pernah mematahkan kaki seorang relawan lingkungan hingga cacat. Feri merasa apa yang dialaminya sebagai  karmanya.

Lalu kawannya? Hingga kini Paul membuat pusing para psikiater karena setiap malam berteriak-teriak lihat yang katanya penampakan di kamarnya.  Selama hidupnyaPaul pernah membuat orang menjadi gila karena kepala orang itu  dibenturkan ke dinding.  Orang bunian itu menghukum sesuai dengan perbuatan kejamnya.

Kami bisa pulang. Tetapi Badrul masih penasaran mengapa saya dan wartawan itu bisa selamat di daerah yang asing.

 Tiga

Malam ini,   Aku  berada di rest area bersama Ahmad Fikri berencana ke kawasan Malang Selatan, melihat ladang mangrove di Pantai Clungup hasil konservasi seorang aktivis.   Sebelumnya saya menemaninya ke Surabaya melihat kerusakan sungai di sana. 

Tadinya kami mau naik kereta api Jayabaya, tetapi kantor media tempat bekerja Fikri menyediakan mobil dan supir biar lebih praktis.  Bang Zam sebetulnya ingin ikut, tetapi dia tidak bisa dan akhirnya digantikan Dina Intana, rekan sekantorku yang juga humas Jaga Bumi. Ikut juga fotografer Membaca Indonesia, Yudi Irwanto.

Masih pukul Sembilan malam.  Kami menikmati nasi goreng di sebuah resto di area itu.  Baru setengah Fikri menendang kakiku di bawah sambil memperlihatkan pandangan ke dua meja di kiri kami.  Ternyata duduk di situ Badrul dan tiga orang lainnya mengawasi kami. Salah seorang di antara mereka bule jangkung berbadan tegap.  

Rupanya mereka sudah membuntuti kami dari kantor Jaga Bumi. Tampaknya ada yang memberitahu posisi kami.

"Namanya Karlo Dragan, pembunuh bayaran dari Serbia yang dicari banyak negara di dunia.  Sudah lama dia bekerja untuk Jhonny Hendrawan. Entah mengapa dia bisa masuk Indonesia. Nama resminya Nikolai Janko, di sini disebut warganegara Rusia.  Aku sudah lama mengetahuinya dari seorang mantan karyawan Kelapa Sawit yang kini hilang," bisik Fikri.

"Waduuh," ucap Yudi mulai takut.

Aku tidak takut dan mulai kontak batin dengan Ratu yang kerajaannya sekitar 15 kilometer dari rest area ke Timur. 

"Kamu dan teman-teman kamu segera ke hutan jati. Kami akan melawan mereka," kata Ratu. "Sudah saatnya mereka dapat kutukan dari alam."

"Kita keluar tol setelah lima belas kilometer. Percaya sama aku," tutur aku.

"Di situ kan hutan jati yang angker itu bekas kota Octoland yang tenggelam bersama penduduknya," ujar Mang Ayub, supir Membaca Indonesia.

Fikri percaya pada aku dan dia memberi isyarat pada Mang Ayub menurut. Pasalnya dia sudah melihat sendiri orang yang ingin mencelakakan kami justru mendapatkan bala yang tak terpikirkan.

Setelah membayar makanan, kami segera masuk mobil. Benar, Badrul dan kawananannya mengikuti kami dengan mobil Jip dan ikut juga sebuah sedan mewah.

"Itu mobilnya Jhonny Hendrawan, rupanya dia ingin menyaksikan kita dilenyapkan," kata Dina.

"Sialan, di dalam mobil itu ada Bayu, seorang lagi petinggi kepolisian," timpal Fikri.

Bagus, sekalian saja. Tinggal bosnya yang di Kalimantan kan? Terdengar suara Ratu. Dia bisa melihat dan mendengar dengan perentaraan aku.

Kami segera berada di jalan tol dan kedua mobil itu mengikuti dengan menjaga jarak seolah mereka kebetulan saja.

Mang Ayub mengendarai mobilnya mematuhi aku.  Sebenarnya dia digiring oleh kekuatan gaib berbelok keluar dari jalan tol dan memasuki jalur untuk Octoland dulu.  Para pembuntut kami pasti akan tertawa karena kami memilih tempat yang sepi.

Di pinggir jalan aku melihat beberapa sosok berpakaian hitam-hitam memberi petunjuk agar kami terus.  Di sana juga ada rombongan penari yang sengaja menampakan diri dan membuat Mang Ayub serta Yudi pucat.  Tetapi sebetulnya juga supir yang membawa Jhonny.

Rombongan seni apa yang ada di dekat hutan tengah malam? Itu sebetulnya peringatan. Tetapi tampaknya Jhonny dan Badrul tidak peduli.

Segera masuk lewat jalan ke hutan jati, portal sudah dibuka.  Itu suara Ratu yang kali ini bisa didengar oleh semua penghuni mobil. 

Terdengar bunyi tembakan. Kaca belakang mobil pecah. Dina berteriak, Fikri kena di bahunya.   "Segera keluar!" perintah Ratu.

Kami berlima segera berlari melalui hutan jati.  Para pembuntut kami mengikuti sambil tertawa-tawa.  Ada seorang anak kecil mengawasi kami dari atas pohon lalu berkata pada Badrul dan rombongannya.

"Om Badrul, Om Jhonny, Om Bayu pulang!" imbau anak itu sambil tertawa riang. Tahu dari mana dia nama mereka?

Supir Jhonny langsung melarikan diri karena dia menyadari bukan anak biasa. Tetapi Badrul malah menimpuk anak itu dengan batu hingga jatuh.

"Japra, kamu kupecat!" terdengar teriakan Jhonny.

Keputusan bijaksana. Karena supir itu segera pergi sebelum kami memasuki portal. Jhonny dan kawan-kawan tidak peduli. Entah dari mana datangnya seekor anjing menggonggong rombongan Badrul, Karlo malah menembaknya. 

Yang terdengar bukan suara anjing, tetapi suara manusia mengadu. Itu orang bunian yang menyamar agar mereka pergi. Kini orang bunian itu ditembak.

"Kalian memang orang-orang yang terkutuk!" Suara keras dari pohon-pohon.

Kami terus berlari menuju lorong terang, terdengar tembakan untuk tidak mengenai kami. Tahu-tahu kami berada di Octoland, terang benderang.

Pasukan Ratu sudah menunggu.  Pemimpin mereka berang bukan main melihat seorang anak buahnya terkapar kena tembakan Karlo. Juga ibu dari anak yang ditimpuk Badrul.

Karlo mengarahkan senjata apinya ke arah panglima. Tetapi sebuah cambuk menyabet tangannya hingga pistol itu lepas.  Badrul dan kawan-kawannya segera ditangkap begitu juga dengan Jhonny dan Bayu.

Mereka dihadapkan ke Ratu. Di mimbar kerajaan itu juga ada perwakilan Bunian dari Kalimantan dengan wajah sangar menatap mereka.

"Kalian akan dihukum sesuai perbuatan kalian!" ucap Ratu. "Mati terlalu enak bagi kalian!"

Para pengawal segera membawa mereka dari sidang yang berlangsung cepat. Aku menyaksikannya dengan takjub tetapi juga takut. Pasti yang mereka akan alami hal mengerikan.

Sementara luka Fikri dirawat dengan ramuan di sebuah ruangan Perawatnya seorang perempuan orang bunian menarik perhatikan Fikri. Aku dan Ratu menyaksikannya sambil tersenyum.

"Kalau buat main-main jangan ya, Bang Fikri. Tetapi kalau serius, syaratnya berat loh. Bang Fikri harus tinggal di sini. Ratu menjamin nggak aka nada di luar sana yang bisa menyentuh Bang Fikri. Tetapi bagaimana nanti melaporkannya ke kantor Abang?" terang aku.

"Kalau dia ikut kita?" tanya Fikri sambil memohon pada Ratu.

Ratu berbisik pada aku.

"Akan ada upacara dan dia menjadi manusia. Tetapi kalau Abang menyia-nyiakan dia , Abang akan dikutuk," kata aku.

Fikri melirik gadis bunian yang benar-benar tipe dia membalas tatapannya mengharap kesungguhannya. Dia salah satu tabib di istana Ratu Agung. 

Kami jadi tamu di istana Ratu. Aku bisa bertemu kembali ke orangtuaku, saudaraku dan teman-temanku. Tetapi seperti kunjungan pertama mereka tidak mengenaliku.

"Kamu tinggal bersama kami. Teman-temanmu juga bisa kalau mau jadi warga kehormatan kami. Resminya kalian dianggap hilang," tawar Ratu. "Kamu bisa menjadi Menteri aku. Sahabatmu bisa jadi punggawamu atau bekerja di istana."

"Betul! Di luar sana, kalian akan dikejar terus. Tadinya kami mengira orang sepertimu dan Fikri bisa menghentikan manusia lain untuk merusak Bumi. Tetapi para pelakunya terlalu serakah," ucap perdana menteri.

"Izinkan aku berunding dengan mereka!" kataku.

Namun hanya Fikri dan aku yang memilih tinggal, karena kami sudah terlalu lelah dikejar. Walaupun kelompok mafia sawit bisa kami kalahkan, masih ada oligarki tambang yang menjadi musuh kami. Hanya saja aku dan Fikri belum tentu selamanya.

Tetapi ada alasan lain Fikri sudah dapat pujaan dan aku rindu keluargaku dan ingin bersama mereka . Sementara Yudi, Dina dan Ayub kembali ke kedunia nyata. Entah apa cerita mereka tentang hilangnya kami, tetapi aku menduga resminya kecelakaan.

Kami bersama tiga hari tiga malam merayakan pernikahan Fikri. Lalu ketiganya pulang. Aku kembali ke ayah, ibu dan saudaraku, serta teman-temanku. Kali ini mereka mengenali aku. Orang bunian memberikan mereka ingatan lagi.

"Apa kabar Nak?" Mamanya memeluk Gadis yang telah hilang di matanya dengan haru.

Bagaimana dengan Jhonny dan kawan-kawan?

Badrul

Kita mulai dari Badrul. Dia mendapatkan dirinya berada di hutan Kalimantan dekat tempat perkebunan sawit tempat dia bekerja.  Hanya saja dia teperanjat karena di sampingnya ada berapa ekor orangutan sedang makan daun dan tunas yang baru ditanam.

Badrul mencoba mengusir mereka. Tetapi mereka tidak peduli, malah sebaliknya Badrul merasa lapar dan ikut makan tunas itu. Ternyata enak.  Perutnya memaksa dia memakan lagi tunas sawit.   

Dia melihat beberapa anak buahnya melihat kawanan orangutan berada di lahan yang baru ditanam.

"Coba kalau ada Badrul di sini!" ujar seorang di antara mereka menimpuk orangutan itu.  Sebuah Badrul melayang kea rah Badrul dan nyaris mengenainya. 

"Hoii! Aku Badrul!" teriaknya. Tetapi orang itu tidak peduli lambaian tangannya malah melemparkan kayu.  Badrul menghindar hingga lemparan luput.

"Awas kalian!"

Seekor orangutan besar menyeretnya dan melindunginya dari timpukan dengan tubuhnya. Badrul heran melihat apa yang terjadi. Kok bisa dia didekap orangutan itu dan merasa terlindung? Tiba-tiba seorang anak buahnya melepaskan peluru.

Orangutan yang melindunginya mati. Badrul berteriak: Oii, ini Aku!!"  Orangutan lain berlarian meninggalkan lahan.

Tetapi kemudian terjadi keributan.  Rupanya para aktivis dan polisi kehutanan memasuki lahan sawit. Yang menembak ditangkap.  Dan ada tangan manusia yang mengangkatnya dan menggendongnya.

Badrul segera mengenal itu Firman, aktivis yang pernah dipukulinya karena melindungi orangutan yang masuk ke kebun sawit bosnya. Badrul heran kok bisa Firman mengangkatnya dengan mudah dari tubuh orangutan itu.

"Induknya mati. Anak orangutan ini kita kembalikan, tetapi kita sekolahkan dulu!" ujar Firman sambil menggendongnya ke dalam mobil jip.

Badrul terperanjat ketika dia becermin di spion kaca mobil dan melihat bukan  wajahnya, tetapi  orangutan kecil.

Karlo 

Dia mendapatkan dirinya berada di kampungnya di pedalaman Serbia. Entah siapa yang mengembalikannya ke negerinya.  Seingat dia tadi berada di hutan jati dan ada di penjara orang-orang menyeramkan menurutnya dan aneh. 

Karlo mengenali seorang anak kecil berusia 11 tahun, namanya Ivan. Lalu seorang perempuan, mantan istrinya Kristina yang ditinggalkannya 12 tahun lalu. Anak itu adalah anaknya.  Dia merasa sang anak disia-siakan merindukan dia.

Karlo menjadi rindu mereka ketika sang anak membelai kepalanya dengan tulus. Dia pun berbaring nyaman. Apalagi dia dipanggil Karlo oleh Kristina.  Rupanya mereka memaafkan kelakuannya yang kasar pada masa lalu.

Lalu Karlo menyapa mereka, namun yang terdengar adalah suara anjing menyalak. Karlo teringat kutukan orang-orang aneh itu.

Jhonny Hendrawan 

Jhonny Hendrawan terperanjat berada di daerah yang awalnya terasa asing baginya.  Kakinya dirantai bersama sejumlah manusia lainnnya. Mereka digiring ke suatu tempat ternyata lahan yang sudah lama terbakar. Mahluk-mahluk dan wajah yang menyeramkan memberikan mereka semacam bibit pohon.

Dia mengenali  beberapa di antara manusia lain itu. Sebagian mantan anak buahnya yang dilaporkan hilang.  Yang lain mungkin dari tempat lain. Mahluk-mahluk menyeramkan memecut mereka dan memaksa menggali tanah untuk menanam pohon.

"Sampai kawasan ini hijau kembali, jiwa kalian tidak akan bisa pulang!" terdengar suara menyeramkan.

Lalu mahluk menatap Jhonny yang ketakutan. "Kalau tidak  atas perintah Ratu dari Tanah Sunda yang menjadi teman Raja kami, kamu akan diubah menjadi babi hutan! Atas permintaan kawannya Ratu yang mau kamu bunuh itu, kamu diberi hukuman ini memulihkan hutan yang kamu rusak!"

Jhonny dan dua anak buah Badrul menjadi budak kerajaan bunian di Kalimantan yang wilayahnya dibakar untuk sawit. Mereka dipaksa memulihkan hutan dan bekerja dengan mereka sampai hari kiamat.

Bayu Yudhistira

Bayu bangun dari tidurnya di karpet di sebuah ruangan mewah.  Dia merasa mendapat mimpi buruk dikelilingi mahluk-mahluk menyeramkan dan badannya berkeringat dingin. Mahluk-mahluk mengurungnya dalam sebuah ruangan gelap diiringi mantera-mantera hingga dia tak sadarkan diri.

Lalu dia merasa lapar dan berjalan menuju ruang makan. "Ini rumah yang aku belikan untuk Kainara, mahasiswi yang aku nikahi secara siri."

Bayu gembira melihat di piring yang biasanya dipakainya kalau bertandang dan menginap di rumah Kainara.  Ada nasi dengan ayam opor, telur dan gudeg krecek yang memang dibuat Nara kalau dia datang.  Dia makan dengan lahap karena memang lapar.

Dia merasa Nara datang ke ruang makan. Bayu tak sabar ingin segera memeluknya dan performa perempuan 21  tahun itu piawai di ranjang.  Bagi dia istrinya sekalipun cantik dan lebih muda belum cukup memuaskan libidonya walau Sang Istri sudah memberikannya dua anak. 

Dan Asti sang istri hanya bisa pasrah terhadap kelakuannya, yang penting nafkah lebih dari cukup. Hasil dari tambang batubara dan sawit membuatnya mampu membiayai dua perempuan bahkan  akan tiga, karena dia sedang mendekati seorang janda muda.

"Mas! Ada tikus yang makan di piringmu!" Nara berteriak. "Seharusnya kita makan dulu!"

Seorang laki-laki tergopoh-gopoh datang dan melemparnya dengan sandal jepit. Bayu terperanjat dan ingin segera melabrak laki-laki yang berani  mendekati istri sirinya.  

Namanya Irfahmi, kakak kelas Nara yang memang saingannya yang telah diperdayanya agar bisa direbut.  Dia juga tidak paham Irfahmi bisa dapat uang banyak setahunya pekerja yang gajinya tidak seberapa sehingga bisa mendekati Nara.

Tetapi yang didapat justru tendangan dari Irfahmi membuatnya terlempar. Secara naluri dia berlari ke luar ruang makan. 

Lalu dia melihat Irfahmi memeluk Nara dan kemudian mencumbunya.  Lalu mereka masuk kamar tidur yang biasa digunakannya bersama Nara.

Dia berteriak: kurang ajar!, Namun suara mencicit yang keluar. Di dekatnya ada beberapa ekor tikus seperti mengajaknya ke suatu tempat. "Kita tidak bisa melawan manusia!" seekor tikus seolah berkata.

Bayu sempat mendengar siaran berita televisi dari kamar Nara soal kecelakaan di dekat hutan jati kawasan bekas Octoland dan namanya disebut jadi korban bersama Badrul, Jhonny dan Karlo. Dia berhenti sebentar mendengar desahan Nara yang begitu keras.

"Ingin tahu manusia serakah? Uang muka suap untukmu  ditemukan Irfahmi karena kelalaian stafmu ketika makan di warung tegal. Dia menaruh tasnya dekat tas sainganmu itu yang kami sarukan serupa.  Hampir satu miliar rupiah. Padahal stafmu itu sedang diintai petugas KPK. Ketika OTT di mobil tasnya tidak berisi uang, tetapi buku bekas.  Kami ingin biarkan lolos dari jeratan hukum dunia. Karena kamu menjalani hukum kami!"

Suara gaib terdengar begitu menyeramkan. Bayu tak bisa berbuat apa-apa.  Rumah itu atas nama Naira dan sudah ada deposito besar. Keduanya bersenang-senang untuk waktu yang lama.

Raden Aulia Zaman

Belum pernah raja sawit ini merasa takut. Beberapa hari ini dia mendapatkan mimpi buruk berada di negeri yang aneh.  Dia melihat Badrul berganti wajah jadi orangutan minta ampun dan memohon berhenti memperluas kelapa sawit dan mengembalikan sejumlah lahan jadi hutan. Sahabatnya Jhonny yang dicambuk mahluk menyeramkan, meminta hal yang sama. Bayu menjadi tikus berteriak minta tolong.

"Papa, ada telepon dari Jakarta, Om Jhonny, Om Bayu, Om Badrul meninggal dalam kecelakaan," anaknya masuk ke kamar setelah mengetuk pintu.

Aulia segera melihat chat Whatsapp kabar yang sama. Dia juga membaca berita soal investigasi sejumlah wartawan terhadap tambang batubaranya yang dilakukannya terbukti mencemari lingkungan.

Kali ini siapa pun sulit menolongnya. Juga keterlibatannya atas pembunuhan dan penganiayaan sejumlah aktivis dan jurnalis lingkungan karena merekam pembunuhan orangutan membuat aparat terpaksa menangani. Pasalnya Uni Eropa dan lembaga HAM dunia menyorot perkara ini.

Bahkan tersiar bukti rekaman Badrul membunuh orangutan yang setahu dia sudah dimusnahkan, tetapi beredar di dunia maya. Yang paling anyar ialah penembakan terhadap seekor induk orangutan kemarin tertangkap oleh polisi hutan yang jujur dan aktivis lingkungan entah mengapa bisa tidak diketahui anak buahnya.

Suara telepon berdering, dari petinggi kepolisian yang setahu dia bertugas memastikan kematian jurnalis Fikri dan aktivis Gadis. 

"Kami kecelakaan kawan, keduanya hilang karena mobilnya tercebur di sungai. Kawan-kawannya selamat dan ada warga yang memberikan rekaman mobil Badrul menabraknya!"

"Sopir Badrul?"

 "Menghilang, hingga tidak bisa dijadikan tersangka! Untungnya Badrul, Karlo tewas ditempat!" Tepatnya sopir tidak bisa dijadikan kambing hitam. Ini jadi perkara percobaan pembunuhan dan tinggal tunggu waktu saja dia akan terlibat.

Mobil Bayu dan Jhonny menabrak mobil Badrul, tabrakan beruntun dan kedua mobil ikut terbalik menabrak pohon.

Berita berikutnya membuat peringat Aulia kian bercucuran ladang sawitnya terbakar imbas kebakaran hutan Kalimantan karena perbuatan anak buahnya yang ceroboh tidak sadar bahwa saat ini musim el nino.

Telepon masuk: "Bos! Tambang kita digugat koalisi LSM!"

Irvan Sjafari 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun