Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Grid", Review Kedua, Sang Hantu Cantik nan Sakti

10 Maret 2022   15:47 Diperbarui: 10 Maret 2022   16:05 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita punya pertanyaan yang sama, tetapi tak tahu jawabannya.  Bagaimana nasib umat manusia pada masa depan? Kalau dia ingin menyelamatkan umat manusia, mengapa dia harus membunuh?"

Dialog antara polisi Sae Byeok dan agen Biro Administrasi Sae Ha dalam "Grid".

Setelah mengikuti episode pertamanya, Rabu 16 Februari lalu saya jatuh hati ada serial Grid,  yang saya sebut "X-Files"-nya ala Drama Korea.  Episode kedua hingga keempat memperlihatkan ketangguhan sosok yang disebut Sang Hantu yang pernah menyelamatkan Dunia dengan membuat perisai Bumi yang disebut Grid.

Dengan perisai yang dibangun pada 1997 itu, Bumi terhindar dari badai matahari.  Namun Sang Hantu jadi masalah karena dia membantu seorang pembunuh dengan alasan yang misterius.  Sang Hantu Perempuan itu meninggalkan banyak jejak, misalnya bisa berada pada hari yang sama di Rusia, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Hongkong dan membiarkan dirinya tertangkap kamera CCTV.

Masalahnya bagi Kim Sae Ha, dari Biro Administrasi memburu Sang Hantu, bukan hanya tugas tetai menjadi pribadi karena dia membunuh ayahnya, ketika dia masih kecil di depan Sae Ha.   Dengan "kesaktiannya", Sosok Sang Hantu membuat tubuh ayahnya yang menjadi petuas kebersihan hangus. 

Sang Hantu bukan saja melompat dari suatu ke tempat lain dengan sebuah alat yang mirip mouse komputer, tetapi juga bisa memaju mundurkan waktu.  Hingga polisi, biro administrasi dan lembaga di atasnya yang  memburunya seperti "dikerjain" (bahasa anak mudanya).

Dalam sebuah adegan pelaku pembunuhan itu harusnya tertangkap di Stasiun KA, tetapi karena Sang Hantu bisa memundurkan waktu, dia bisa membatalkan peristiwa itu bahkan menemukan alat pelak di atas pelaku pembunuhan.

Sebuah adegan absurd, pelaku itu ditahan di sebuah ruangan bawah tanah dan saya suka adegan ini sambil makan camilan dan minum sebotol Coca Cola, Sang Hantu menyaksikan laki-laki itu tidak berdaya, tanpa bicara.  

Mau melarikan diri? Bisa. Tapi Sang Hantu membatalkan pelarian itu dan pembunuh itu tetap terkurung (sebetulnya dia ingin mengamankan si pelaku).  Sang Hantu tidak menyadari bahwa dia pernah bisa meloloskan diri, seperti halnya polisi yang pernah menangkapnya.  

Kalau begitu, sepasukan polisi, plus lembaga rahasia apa pun namanya, tidak akan mampu menghadapi satu perempuan.  Kalau dia dari masa depan dengan kemampuan melompat seperti film "Jumper", mengetahui sejarah umat manusia hingga masa dia, sepasukan semua negara pun tidak akan mampu melawannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun