Kami belum menemukan Maung Bandung dan juga Guru Minda yang membawa rombongan Bagus. Â Tapi pertengahan Juli 2445, Â Dadung Baladewa dan teman-temannya menemukan pesawat itu di dalam hutan Tahura dekat Goa Jepang yang ditutupi daun dan masih berfungsi. Pesawat yang besar masih berfungsi, tetapi perlengkapannya sudah diambil. Kemungkinan melengkapi Maduk Dadali.
Hal ini disambut Rianto dan Windy karena mereka bisa pulang ke Titanium.  Selama berapa bulan mereka hanya makan di warung Ma Eti  dan hidup menggelandang dari hotel ke hotel di Bandung yang masih utuh, tentunya terbengkalai dan rambut mereka baru terurus setalah rombongan Titanium kedua datang.Â
Yang membuat Rianto trenyuh, menemukan papan nama sebuah media dari besi yang berkarat bernama media  yang mirip namanya dengan media tempatnya bekerja di Preanger Satu. Ada Inilah-nya.....
"Kita terdampar lama di sini. Â Laporan terpaksa kami kirim dua bulan lalu lewat cara kawan Bagus dan kekasihnya itu, Windy juga nitip. Komunikasi antar planet," kata Rianto pada aku dan Samuel di gedung Indonesia Menggugat yang jadi tempat nongkrong kami.
Wajahnya pasrah. Dia tahu walau ada pesawat yang bisa digunakan, pilot belum  ada yang bisa membawa mereka kembali.
Tapi akhirnya, Rianto dan Windy ditugaskan jadi wartawan media dadakan 'Kabar Bandung' oleh Dedi Cumi yang memang butuh media komunikasi virtual yang diedarkan seluas mungkin lewat sinyal. Â Diharapkan bisa ditangkap di berbagai penjuru Indonesia, Â kalau bisa dunia. Mereka jadi penyiar radio dengan nama yang sama.
Sunan Ambu ditunjuk jadi Pimpinan sementara  di Bandung, Purbasari dan petinggi istana Pasir Batang  menjadikan penasehat. Â
17 Agustus 2445, kami pertama kali merayakan peringatan peirngatan kemerdekaan penuh haru diikuti warga Kabandungan, perwakilan Pasir Batang dan daerah-daerah lain yang sudah menjalin komunikasi. Untuk pertama kali, orang di luar Titanium mendengarkan lagu 'Indonesia Raya' yang disajikan dengan musik dari alat audio kami.
Akhir Agustus, kami dapat kejutan berupa kontak dari Barcelona. Mereka rupanya menangkap siaran berita virtual kami. Â Ada suara dari Barcelona dengan bahasa Indonesia patah-patah, rupanya mereka menangkap rekaman pertandingan Persib lawan Barca waktu di Titanium yang dibawa oleh Rianto dan Windy.
"Ayo, kami kirim orang ke Bandung, anak-anak Barca usia 13 tahunan lawan anak-anak Bandung usia yang sama," Kira-kira begitu pesannya.
Ada kehidupan di Barcelona, Â Skotlandia, beberapa titik di Skadinalvia, pedalaman Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok dan disusul Timur Tengah, mungkin juga India, Afrika, Amerika latin dan Pasifik. Mereka yang selamat dari perang nuklir, aneka bencana alam dan serangan misterius dari langit. Dalam pesan komunikasi yang putus-putus mereka menceritakan apa yang terjadi, yang mereka dengar turun-temurun. Jadi Bagus dan Raya memperingatkan hal itu bukan hoaks?