Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (13) Selesai

29 September 2020   12:31 Diperbarui: 29 September 2020   12:34 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kecelakaan. Anjeun jangan paranoid begitu diserang alien," ucap Dedi Cumi dingin.

Itu yang dari  Titanium. Yang tujuh lagi dari Bumi, Purbasari dan orang-orangnya, serta orang Kabandungan mengindetifikasi mereka setelah penelusuran berbulan-bulan.

Awak ketujuh, Purbaendah, 25 tahun dari Pasir Batang, pendidikan tidak jelas, otodidak, tetapi diperkirakan mengusai teknik fisika, teknik mesin, teknik eletro dan telekomunikasi.  Dia ikut merancang Robot Lutung Kasarung. Tomboi, susah diatur, kerap kabur dari istana, tanpa pengawal berhar-hari. Tetapi kejiawaan stabil.

"Karakter kakakku begitu," desah Purbasari.

Dia menemukan skondannya Maurizia dan Bagus.  Purbaendah dan Bagus pasangan yang saling melengkapi.

Kedelapan, Raya Purwanti, 35 tahun, diduga dari koloni manusia lain, yang disampaikan kawan Guru Minda dari Kuantum XX.  Kami sedang melacak datanya, tetapi dari semua informasi, dia pilot sekaligus tentara. Misterius.  Diprediksi orangnya keras kepala.

Kesembilan Kanaya, 27 tahun, cucu dari Mayang Puja dan Ira Mutiara, anak dari Elang dan Kinanti warga Preanger juga.  Sangat pintar, pilot dan menurut Kang Gumilar menurun ilmu kemiliterannya pada dia.  Diperikarakan kondisi kejiawaan labil.

Kesepuluh, Jumhana, 21 tahun, resminya tukang kuda dari Purbaendah,  tetapi dia tentara serba bisa dan belajar banyak hal.

"Tukang kuda? Ah, yang benar," Dedi Cumi terkejut membaca laporan itu di depan hadirin.

Aku sama sekali tidak meremehkannya, sejak  pertemuan di Ganesha, wajahnya tenang, walau siaga dengan senjata di tangan,  dia tidak 'over acting'. Aku duga dia sellau  sebetulnya ada di dekat kami dengan kamuflasenya mencuri dengar.  Waktu terakhir bertemu di Gedung Indonesia Menggugat dia mengawasi kami tanpa terlihat.

Sebelas, Subarja, kira-kira 23 tahun, prajurit pilihan Purbaendah. Setianya bukan main dan terakhir menjadi perwira utamanya. Cenderung tempramen, main pukul, kalau ada yang mengusik Purbaendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun