Kami diajak berbincang di bekas sebuah restoran. Â Orang-orangnya berjaga.
"Mereka juga bertahan hidup. Â Bumi sedang menyembuhkan diri dari kerusakan besar akibat perang tiga ratus tahun lalu. Â Seluruh negara runtuh, yang ada ribuan negara kota dan para warlord," Papar Faisal.
"Pasir Batang?"
"Kami hanya mendengar, karena kami lama tidak keluar. Dulu ada  ceritaperjanjian antara orang Kabandungan dengan orang selatan tidak saling menganggu.  Kami hidup dengan cara kami sendiri, mereka juga hidup dengan cara mereka sendiri, seperti pakaian yang kalian kenakan," Faisal.
"Pernah lihat yang pakai motor terbang?" tanya Ira.
Rani mengangguk. "Namanya Kanaya, dia katanya keturunan orang Titanium, kalian ya? Tetapi terdampar di masa lalu, mencoba keluar dari Bumi, tetapi gagal malah terdampar ke waktu ini."
"Kapan dia tiba?" Ira ingin tahu.
"Empat tahun lalu. Â Dia juga juga membawa beberapa orang menggunakan senjata seperti kalian. Namun dia dan orang-orangnya ada di Dago sana. Â "Mereka bukan satu-satunya orang dari atas sana yang datang ke sini, ada berapa pesawat yang jatuh, di antaranya dekat Gedebage."
"Orang Selatan menyerang kami tahun lalu. Â Tetapi pimpinan mereka sepertinya setengah hati, sepertinya mereka ingin membuka jalan ke Gedebage," kata orang Kabandungan lain, bersama Rulliansyah.
"Tetapi orang asing terakhir ini sungguh-sungguh memerangi kami, sudah tiga bulan kami kucing-kucingan. Jumlah mereka besar dan kami terpaksa geriliya. Pindah-pindah tempat di Kabandungan."
"Di mana orang-orang asing itu? " tanya Samuel.