Purbaendah berpakaian seperti orang Titanium juga Bagus. Purbaendah tidak ubahnya seperti gadis Titanium. Dia sepertinya sudah lama menantikan hal ini.
"Bagus, Purbaendah, kita omong-omonglah! Semua bisa dirundingkan!"
"Jangan sekarang, besok pagi  kami tunggu di Ganesha. Hanya kau dan Purbasari. Bawa teteh Ira dan teteh Mayang dan bilang ada yang menunggunya di sana. Tapi urusan lain!"
Aku mau mengajar, tetapi motor capung terbang milik Bagus berboncengan dengan Purbaendah sudah melesat. Â Aku hanya bisa melihat mereka dari balkon. Tampak ada beberapa motor capung terbang ikut menyapu pasukan asing dari Indrajaya, sebelum mengikuti Bagus dan Purbaendah.
Di bawah, hanya tinggal Samuel dan Brutus berkelahi dengan muka saling babak belur.  Tapi akhirnya  Samuel merobohkan musuhnya dengan tangan kosong.
"Popeye menang!" teriaknya.
Di beberapa bagian kota masih terjadi pertempuran baik antara orang Kabandungan dengan orang asing, maupun orang-orang Pasir Batang dengan tentara asing.
Sore hari kami memastikan pasukan Indrajaya sudah dihancurkan. Â Ada banyak bangkai tank dan mobil rakitan baja, semua terbakar. Â Bahkan ada helikopter yang pecah di jalan. Jelas ada yang membantu kami. Mungkin Bagus dan Purbaendah. Tapi apa hanya mereka berdua?
 Korban dari pasukan Indrajaya seratus orang, lima puluh ditawan dan Titanium kehilangan lagi satu orang, sementara orang Pasir Batang kehilangan puluhan orang gugur atau luka.
Faisal, Rani, Budiman dan Jane datang ke Gedung Sate sore hari. Kami makan apa adanya.
"Apa? Bagus dan Purbaendah meminta anjeun sama istri  berdua saja. Teteh Ira dan teteh Mayang juga?" ujar Samuel geleng-geleng kepala. "Apalagi agenda mereka!"