"Tetapi Brutus aku nggak galak, bulunya rapi, rajin kumandikan," jawab teteh Ira, mulai khawatir dia dianggap melecehkan manusia, walau itu musuhnya kini.
Samuel tambah tergelak, tetapi kemudian mulai serius. "Jangan ditembak itu jenderal, teteh Ira. Biar aku yang menghadapinya."
"Mengapa orang-orang asing itu mau saja bertaruh nyawa hanya untuk emas?" tanya Purbasari polos.
"Bukan hanya emas, sawit atau apa, tetapi mereka ingin menjajah. Dulu negeri moyang kami diperdaya oleh orang asing dengan cara buku rayu, pura-pura bantu," terang Ambu.
Purbasari memberi hormat pada Ambu. "Aku ingin belajar banyak dengan Ambu."
Aku terharu melihatnya. Purbasari sejak kecil kehilangan ibu.
"Bagaimana strategi kita berikutnya?" tanya Purbaleuwih.
"Serang Ibu Kota. Bukankah Indrajaya ingin bertanding dengan Lutung," aku mulai gusar.
"Setuju!" Ira penuh semangat.
"Mereka akan terkejut dan tidak mengira akan diserang," sahut Gigin.
Hadirin setuju. Â Kemudian rencana disusun untuk penyusupan ke ibu kota. Â Kami juga mengerakan beberapa robot anjing yang dibawa teman-teman dari Titanium.