Dadung menggeleng.
"Lelaki asing itu menolak menyerang Cupu Mandalayu selama masih ada orang kahyangan di sana. Â Kekasihnya menolak, Purbaendah menolak. Tapi Indrajaya masih yakin bisa menaklukan Cupu Mandalayu dan sekaligus bertanding dengan si Lutung."
Anak itu mulai pintar.
"Brutus? Itu kan si pembunuh Julis Caesar di sejarah Romawi? Mengapa nama-nama jagoan lawan bikin gemas," celetuk Serma Malik. "Aku suka sejarah kuno, paham betul soal nama itu, nama yang dijauhi para oran gtua."
"Kayak nama anjing aing," ucap teteh Ira, terperangah.
Samuel  yang tadinya serius akhirnya tergelak. "Jenis apa anjing anjeun?"
"Bulldog," jawab teteh Ira, merasa tidak bersalah. Â Dia pasti sudah periksa nama penduduk koloni Preanger seja dua ratus tahun lalu, tidak ada orangtua yang menamakan anaknya Brutus, nama yang diidentikan dengan pengkihanat.Â
Data base yang kami digital mampu menyimpan puluhan juta nama dan 100% akurat. Â Semua nama hewan dicek benar tidak ada yang sama dengan nama warga koloni baik yang sudah tiada, apalagi yang masih hidup. Biar tidak menimbulkan waksangka. Tetapi Ira bukan pembaca sejarah yang baik. Â Database tidak sampai mendata semua nama yang ada di Bumi.Â
Lagipula aku ragu berapa banyak orang di kebudayaan itu menamakan nama anaknya Brutus setelah sejarah Romawi. Entah pada zaman ini dianggap perkasa. Aku sepakat dengan Serma Malik. Â Bisa jadi itu hanya julukannya karena musuh tokoh kartun Popeye juga Brutus. Â Nama itu seperti Duryuduna, Sengkuni atau Dursasana yang dihindari para orangtua menamakan anaknya.
Samuel tambah tergelak. "Adik...eh barudak, seperti apa Brutus itu?" tanya pada Dadung.
"Aku melihatnya dari jauh, besar badannya, mukanya bulat dan tangannya besar, seperti Baktanshar itu dan galak sekali. Tapi rambutnya lebat dan brewok," jawab Dadung polos. Seperti Brutusnya Popeye, terdengarnya.