"Kang Gigin pernah cari tahu soal Kabandungan?"
"Warga Ibu Kota menyebut desas-desus, Purbaendah dan orang asing itu membuat burung sakti, burung raksasa di dalam Kabandungan. Ada yang melihat tapi hanya sekilas. Dia diusir oleh Jumhana dan tidak berani kembali."
"Mesin untuk membunuh?" Ambu khawatir.
Wajah Samuel juga.
Aku berpikir. "Istriku Purbasari, Purbaendah sangat penasaran dengan kahyangan?"
Purbasari mengangguk.
"Mereka bukan buat senjata dugaanku. Purbaendah tidak peduli dengan ambisi Purbararang. Dia hanya ingin petualangan. Mungkin buat menjelajahi Bumi seperti pesawat terbang pada masa belum zamannya."
"Masuk akal. Â Tetapi bagaimana caranya orang Titanium itu bisa membantunya?"
"Keturunan Kanaya? Bisa jadi laki-laki," celetuk Mayang alias Dayang Sumbi.
"Bisa jadi sahutku. Â "Orang Kabandungan sudah punya teknologi tinggi karena orang kita. Tapi yang keluar dari Kabandungan waktu Purbaendah menyerang itu perempuan? Masa mereka bersekutu?"
"Kita pikirkan nanti. Hadapi dulu gerombolan yang hendak menyerang kita," kata Samuel.