"Patih Uwak Barata dan sebetulnya Aki Panyumpit. Â Mereka sebetulnya menentang Purbararang, tetapi terikat sumpah menjaga Pasir Batang yang sudah terlanjur berperang dengan kerajaan sekitarnya akibat ulang Indrajaya kekasih Purbararang."
Bagi keduanya "right or wrong is my country". Mungkin mereka keberatan kalau tenaga mereka digunakan untuk menyerang Cupu Mandalayu. Kalau negeri lain, mau saja. Termasuk ketika meringkus aku.
Sama dengan alasan Teteh Mayang dan Teteh Ira, serta orang Titanium membela Sang Kuriang melawan orang Atlantis. Membela tanah moyang, asal kami dari penjajahan. Tetapi Sang Kuriang belum menjadi ditaktor.
"Dari mana asal Indrajaya itu?" tanyaku.
"Dari negeri luar. Kakanda lihat sendiri kan kulitnya putih, perawakannya lebih besar dari rata-rata warga Pasir Batang. "
"Juga Nyi Ronde?"
"Aku malah tidak tahu dari mana orang yang mengaku tabib itu. Dia juga dari luar seperti Indrajaya, namun dari bangsa lain."
"Apa pandangan Purbararang tentang negeri Pasir Batang, dia maunya apa?"
"Purbararang ingin membawa Pasir Batang menjadi negara besar, punya armada perang, ingin menaklukan negeri lain di bawah lingkup pemerintahannya. Â Dia ingin menciptakan Pasir Batang Raya berpuluh kali lipat luasnya. Pengaruh Indrajaya mendorongnya membuat peralatan perang untuk kebutuhan itu. Nantinya negeri yang ditaklukan membayarkan hasil buminya untuk kemakmuran Pasir Batang."
"Mengapa tidak kerja sama saja? Itu kan penjajahan?"
"Bagi Purbararang bukan penjajahan tetapi takdir Pasir Batang sebagai negeri yang dipertuan."