Artikel itu mengungkapkan tidak ada perwakilan dari klub Molto, Ran, Ras dan Siap sebagai anak tiri. Â Buah pengurus ini membawa akibat tidak menyenangkan. Â Juga tentang diskornya pemain bernama Enang (Durasid).
Enang  sebenarnya penjaga gawang andalan Persib.  Selama pertandingan antar klub sekota Bandung atau disebut district wedstrijden, Enang selalu menjadi penjaga gawang Persib.  Enang tidak pernah tinggal di rumah dan sudah menjadi penjaga gawang Persib selama tujuh tahun.
Sayangnya,  dalam latihan terakhir Enang  tidak datang menjelang keberangkatan ke Mataram hingga diskors untuk satu bulan lamanya.
Ali Tirosowirjoe kemudian mendatangi rapat Persib untuk membicarakan hukuman skorsing Enang. Tapi dia sendiri tidak tahu mengapa Enang diskors. Kemudian terungkap Enang tidak datang dalam latihan karena menonton pertandingan UNI melawan  Sidolig.  Enang bermaksud menyaksikan bagaimana kiper kedua klub itu bekerja.
Dalam rapat juga terungkap pemain bernama Koetjid, bek kiri Persib yang sebetulnya mendorong Enang menyaksikan pertandingan Uni melawan Sidolig. Koetjid juga ikut menyaksikan pertandingan itu dan tidak datang pada latihan terakhir. Â Pemain kunci lainnya yang tidak datang ialah Daman karena bermain di tempat lain hingga diskors.
Enang juga membela klubnya Siap ketika bertanding melawan Singgalang padahal belum habis masa skorsnya. Â Menurut peraturan dalam statutan disebutkan seharusnya Klub Siap dikalahkan 5-0 dan didenda 10 gulden (ayat 83 pasal 4H Persib). Â Meskipun dalam pertandingan itu Siap mengalahkan Singgalang 3-1.
Kiper yang menggantikan Enang adalah kiper baru yang rupanya lebih pintar dari Enang tetapi belum terbukti kesetiaannya. Â
Menurut artikel itu Persis Solo dan PSIM Mataram ada saudara kembar dalam arti organisasinya, tetapi musuh bebuyutan dalam pertandingan.  Persis kontra PSIM selalu membawa buntut  yang panjang.  Dalam pertandingan final Persis-PSIM skorsnya 2-2 hingga ditentukan dengan lima tendangan pinalti.
Masalahnya Koerjid yang seharusnya diskors juga dimainkan sebagai bek kiri, Menurut aturan kompetisi harus dianulir dan Persib menerima hukumannya.
Referensi lain menyebut hasil kejuaraan antar perserikatan yang digelar pada Mei 1939 itu adalah Hari I (27 Mei 1939): PSIM vs Persib 2-0 (2-0), Hari II: Persib vs Persis 0-3 (0-2) dan Hari III: PSIS vs PSIM 2-2 (2-0).
"Dimainkannya Koetjid setelah penyeledikan maka efeknya  terhadap klubnya Molto dan orangnya sendiri hanya ketawa, tapi keumaha Enang?" tulis Sentot.