Dongeng Barat klasik juga dimasukan lewat, tokoh bangsawan bernama  Jean-Francois (Vincent Cassel), yang memiliki satu tangan. Hanya saja diamembuat senapan yang dapat disangga di lekuk bahunya dan menembakan peluru perak.
Ketiga, sinematografinya indah, sekaligus menyeramkan, kabut,rawa-rawa, lumut, tanaman merambat, tanaman merambat, dan hingga dekorasi interior abad ke-18 yang artistik membuatnya menjadi film fantasi  yang ekstravaganza.
Secara keseluruhan "Brotherhood of The Wolf" adalah film berkaitan dengan serigala yang saya suka setelah "The Company of Wolves", film Inggris rilis 1984, yang saya tulis di  https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/5c00a83bab12ae2abe40dce3/the-company-of-wolves-versi-horor-dongeng-mantel-merah?page=all
Film  ini juga memberi saya inspirasi untuk menyukai film terkait post modernisme. Â
Irvan Sjafari
Review film ini di diary saya pada 18 Maret 2002, baru dipublikasikan dengan tambahan data, sekaligus juga dalam rangka mengisi waktu  di rumah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H