Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Citra "Orang Kaya Baru" dalam Film dan Perspektif Sejarah

25 Januari 2019   22:19 Diperbarui: 25 Januari 2019   22:30 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi dari seluruh karakter aku  suka pada  Tika yang sebetulnya paling wajar dan rasional sebagai OKB. Dalam sbeuah adegan ketika tahu  Banyu tidak suka diberikan motor begitu saja, dia tidak memaksa dan memperbaiki hubungan.  Begitu  juga yang dia  lakukan dengan  teman-temannya.

Aku juga suka Joko Anwar menyelipkan kritik terhadap politisi yang mengambil manfaat dengan smeua acara, termasuk juga  di pagelaran seni. "Ya, saya mengkritik itu.  Bagi saya seni dan politik tidak boleh disatukan ,"  ujar Joko .   

Secara keseluruhan Orang  Kaya Baru memberikan penonton bukan hanya  sekadar hiburan, tetapi pesan mendalam. Bahkan sebetulnya bisa diartikan mentertawakan diri sendiri, kalau menjadi kaya apa seperti itu?

Terminologi Orang Kaya Baru

Terminologi Orang Kaya Baru  (OKB) tertera pada sejumlah literatur. Sejarawan Belanda Bernard Vlekke mengungkapkan , struktur masyarakat Batavia terbagi atas dua kelompok: pegawai Kompeni dan warga bebas. Hampir semua warga bebas adalah mantan pegawai Kompeni dan orang-orang kaya baru Batavia yang suka pamer kekayaan namun berselera rendahan.

Istilah OKB pertama kali mulai populer menurut Martin Sitompul  (1)  setelah meletusnya revolusi sosial di Sumatera Timur. Mohammad Radjab, wartawan Kantor Berita Antara, dalam reportasenya di Pematang Siantar pada 23 Juni 1947 melaporkan, banyak orang biasa yang tiba-tiba bergelimang harta; punya mobil, perhiasan, dan rumah mewah.

Kekayaan  OKB era itu diduga berasal dari penjarahan saat terjadi revolusi sosial yang menumbangkan kekuasaan kesultanan feodal di Sumatera Timur. Ratusan orang yang "beruntung" itu hilir-mudik di jalan, berbelanja dan memborong di pasar.

Dalam perspektif sejarah Indonesia "Orang Kaya Baru" (OKB) kerap diidentikan dengan era Orde Baru. Gerry van Klinken dan Ward Barenschot  dalam bukunya In Search Middle Indonesia: Middle Class  in Provincial Town, Leiden, 2014, Richard Robinson dalam bukunya  Indonesia: The Rise of Capital, 1986   mengaitkan kemunculan kelompok ini didorong oleh berkah minyak atau oil boom pada era 1970-an.  Rezim membangun borjuasi baru untuk memperkuat proses pembangunan negara  dan menstimulus adanya industrialisasi di bidang lain sehingga mendongkrak adanya pendapatan masyarakat.

Sekalipun  tidak ada  telaah akademik  yang  menggambarkan bahwa perilaku OKB itu identik dengan "balas  dendam" terhadap kemiskinannya  dengan berbelanja secara vulgar, bahkan sebetulnya  tidak diperlukan, tetapi di dunia "pop art"  sindiran untuk itu ada, misalnya pada lagu  Tante Sun dari  Trio Bimbo  yang  legendaris, seorang  nyonya pembesar suka mandi susu, atau lagu dari Pancaran Sinar Petromaks  Bapak Menang Lotre menghamburkan uang dengan  berlibur ke luar negeri serampangan.

Irvan Sjafari

Catatan Kaki

  1. Martin Sitompul "Masa Lalu Orang  Kaya Baru" dalam Historia 3 Desember 2017   https://historia.id/kota/articles/masa-lalu-orang-kaya-baru-vZ58V

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun