Â
Dongeng si Mantel (bertudung) Merah atau Jubah Merah (Red Ridding Hood) Â dari penulis Jerman Grimm bersaudara merupakan salah satu dongeng yang kerap diceritakan Kakak Ibu saya, ketika masih kecil pengantar tidur.Â
Intinya tentu seorang gadis kecil yang memakai jubah merah setiap mengantar makanan ke rumah neneknya. Perjalanan ke rumah neneknya harus melintasi hutan.Â
Rutinitas ini rupanya diketahui seekor  serigala yang kemudian menyergap si nenek. Serigala ini menyamar sebagai nenek untuk mengelabui gadis kecil itu dan memangsanya.  Si gadis kecil kemudian diselamatkan oleh seorang pemburu.Â
Dongeng mantel merah ini menjadi gagasan dasar sebuah film horor dari Inggris berjudul  The Company of Wolves (produksi 1984) karya sineas Inggris, Neil Jordan.Â
Film ini bercerita tentang seorang anak gadis bernama Rosaleen (Sarah Peterson) Â pada era modern karena membaca dongeng tentang serigala, Â bermimpi dia tinggal di hutan dongeng pada akhir abad ke-18 bersama orang tuanya (Tusse Silberg dan David Warner) dan saudara perempuan (Georgia Slowe).
Suatu hari kakaknya  dibunuh oleh serigala.  Ketika orang tuanya berkabung, Rosaleen pergi untuk menginap malam bersama neneknya (Angela Lansbury), yang merajut selendang merah terang untuk cucunya untuk dipakai.  Jelas, dongeng yang dibaca Rosaleen di "zaman modern" adalah Si Mantel (Ridding Hood) dongeng yang saya juga pernah saya dengarkan waktu kecil dari kakak ibu saya, yang kerap menginap di rumah.Â
Rosaleen  berjalan  sendirian di hutan  (gothic) dengan pohon-pohon besar dikejar-kejar kawanan  serigala sudah mendebarkan. Rupanya sejumlah sineas mengintepretasikan sesosok yang ada dalam dongeng gadis bermantel merah sebetulnya bukan serigala sungguhan. Tetapi serigala jejadian (werewolf). Neil Jordan salah satu di antaranya.
Cerita bergulir Rosaleen (dalam mimpi) menemukan penduduk desa membunuh serigala dan para serigala berubah menjadi manusia. Â Rosaleen sendiri akhirnya menjadi manusia serigala bersama seorang pemburu (orang yang menyelamatkan gadis bermantel merah dalam dongeng) tertular gigitan serigaa jejadian,
Kekuatan film ini dari sinematografi ialah  dua adegan unik, artistik, tetapi menyeramkankan. Pertama  kekacauan dalam pesta pernikahan sebuah pasangan bangsawan di sebuah tenda di halaman puri. Seorang perempuan mendadak masuk, tampaknya marah karena merasa dicampakan si laki-laki yang sedang jadi pengantin.Â
Perempuan itu mengutuk pengantin laki-laki dan perempuan serta keluarga pengiringnya menjadi  serigala.  Satu persatu menjelma menjadi werewolf.  Para pemain musik klasik mengiringi kejadian itu dnegan bergidik.  Hingga para serigala jelmaan itu berlari ke luar ke hutan, diirngi tawa dari perempuan itu.  Kesannya mengerikan.  Namun adegan itu bukan yang paling seram.Â