Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Hanum dan Rangga", Drama Romantis dan Kritik Media Abad 21

9 November 2018   16:37 Diperbarui: 12 November 2018   17:12 1733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanum dan Rangga (MD Pictures)

"Jika Anda ingin menguasai dunia, Anda harus mengusai industri media," ucap Andy Cooper, CEO Global New York TV (GNTV) dalam film "Hanum dan Rangga: Faith and The City". Pernyataan yang relevan untuk mengamati apa yang terjadi pada media massa pada era milennium ini. 

Kode Etik Jurnalistik bisa "dikompromikan" suka-sukanya demi kepentingan bisnis, seperti ucapan Andy Cooper (Arifin Putra) pada Sam (Alex Abbad) dan Hanum (Acha Septriasa) dalam sebuah adegan, ketika mendapat tugas mewawancarai seorang perempuan muslim, yang suaminya tewas di Timur Tengah, "Buatlah narasumber itu menangis, karena pemirsa sangat menyukainya." 

Dari segi pesan cerita "Hanum dan Rangga" menurut saya adalah yang paling kuat di antara film "Hanum Universe", seperti Cahaya 99 di Langit Eropa" atau "Bulan Terbelah di Langit Eropa", yang masing-masing dua sekuel.

Kalau dalam empat film sebelumnya Hanum boleh dibilang jadi tokoh karena ikut suaminya, Rangga belajar di Vienna dan ada proyek di New York. Sambil jalan-jalan di Eropa dan Amerika Serikat, sambil membangun kembali citra dunia Islam yang terpuruk pasca peristiwa 9/11 2001 lewat artikelnya karena punya latar belakang jurnalis.

Dalam "Hanum dan Rangga" tidak demikian. Hanum membuat keputusan sendiri ketika menerima tawaran Andy Cooper untuk menjadi semacam anchor, co-produser "Insight Islam" di GNTV untuk waktu tertentu, karena dia tertarik pada artikel "depth news" yang ditulis Hanum berkaitan dengan 9/11, apakah dunia lebih baik tanpa Islam. Ceritanya dimulai sehabis peristiwa "Bulan Terbelah di Langit Amerika" dan pasangan ini masih di New York.

Hanum sulit menampik tawaran karena itu pekerjaan yang diinginkannya. Andy Cooper sendiri adalah idolanya. Sementara suaminya Rangga justru akan kembali ke Vienna berkaitan dengan studinya.

Rangga mengalah karena hanya menunda waktunya selama tiga minggu dan selama itu mengisi kekosongan waktunya bekerja di perpustakaan milik Philippus Brown (Timo Scheunemann).

Hanum berubah menjadi wanita karir, pulang larut malam dan suaminya mulai merasa diabaikan. Konflik di antara keduanya menguat. Bukan saja menguji cinta suami dan isteri ini, tetapi juga persahabatan Hanum dengan Azima Husein (Titi Kamal), narasumber Hanum ketika menulis sisi lain peristiwa 9/11. 

Hanum juga tidak menyadari Cooper punya agenda tersembunyi ketika merekrut Hanum. 

Ketika menonton film ini banyak pertanyaan berbalik pada saya, apakah saya selama ini sudah menjadi jurnalis yang baik mempertahankan integritasnya dan berjalan sesuai trek mengikuti Kode Etik Jurnalistik atau pernah keluar trek? 

Boleh tidak Cooper meminta jurnalis memprovokasi anak Zakiyah janda korban perang di Timur Tengah agar menangis di depan televisi? Tujuannya menaikan rating dan share.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun