Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Si Doel Tidak (Pernah) Ketinggalan Zaman

6 Agustus 2018   08:39 Diperbarui: 6 Agustus 2018   08:57 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster si Doel-Foto: Alinea.id

Kalau dari segi menjadikannya tetap pop art, saya kira berhasil.  Saya menaksir film ini mampu meraup di atas dua juta penonton.  Tetapi kalau dari segi cerita tidak banyak yang baru ditawarkan. Saya hanya seperti menonton tayangan televisi di layar bioskop.  Sinematografi tidak terlalu istimewa. Saya juga setuju dengan sebagai peresensi, film ini diselamatkan oleh akting Mandra yang luar biasa.

Tetapi bagaimana pun juga film ini tetap layak tonton. Ibarat buku film ini  menjadi bab pengantar untuk sebuah tayangan yang tidak pernah ketinggalan zaman. 

Sejak awal Si Doel berakar pada situasi sosial masyarakat Betawi di Jakarta dengan kegelisahannya menghadapi perubahan zaman dan bagaimana mereka harus bertahan dan juga potret kaum urban lainnya.

Menyaksikan "Si Doel Anak Sekolahan" ibarat menonton Jakarta era 1990-an, seperti kata almarhum Benyamin yang suaranya di awal film: Loe gue sekolahin agar tidak jadi sopir oplet dan oplet yang jadi barang antik itu sebuah simbol juga.   

Itulah keunggulan lainnya. Selamat kembali buat Si Doel.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun