Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung 1961 | Braga Festival Pertama Digelar

28 Juni 2018   14:09 Diperbarui: 28 Juni 2018   14:22 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 30 Agustus hingga 3 September 1961 Pemerintah Kota Bandung menggelar Braga Festival, yang sebetulnya nyaris serupa dengan Braga Festival yang diadakan pada 2010-an. Ajang ini menampilkan pameran dagang, berbagai perlombaan hingga pertunjukkan hiburan, diadakan dalam rangka menggalang dana untuk kepentingan PON ke V di mana Bandung menjadi tuan rumah. 

Sebanyak  16 band musik  dan 30 stand tampil dalam event ini. Selain itu digelar pertunjukkan film hingga pagelaran busana, serta berbagai lomba.  Untuk bisa memasuki kawasan yang dijadikan, pengunjung membayar karcis Rp5 untuk hari biasa dan Rp10 untuk hari Minggu. 

Sejak 29 Agustus 1961 hingga 5 September 1961 sejumlah ruas jalan yang terkait dengan areal Braga Festival ditutup mulai dari pukul 16.00 hingga 24.00.  Misalnya, Persimpangan Tamblong/Naripan, Cikapundung Barat, Jalan ABC dilarang dimasuki semua jenis kendaraan. Sementara Jalan Lembong/Tamblong hingga Lembong Merdeka hanya tertutup untuk kendaraan becak.

Pembukaan dilakukan Rabu petang, 30 Agustus 1961 oleh isteri Gubernur Nyonya Mashudi. Pada hari pertama Pikiran Rakjat, Kamis 31 Agustus 1961 melaporkan sekitar 40 ribu manusia tumpah ruah dan hasil penjualan karcis menembus Rp200 ribu. 

Sesaknya  manusia membuat panitya menjadi sibuk bukan kepalang,  Setiap lima menit sekali terdengar pengumuman  yang memberitahukan ada anak yang mencari orangtuanya dan sebaliknya orangtua yang kehilangan anaknya. Sejumlah pencopet juga dilaporkan berkeliaran di antara sesaknya manusia.

Pada hari kedua 31 Agustus 1961, ada aktivitas para perempuan di Braga Festival yang disebut Pikiran Rakjat edisi 1 September 1961 sebagai "Matjan Teu Nangan".  Sekitar 50 perempuan mengikuti lomba foto, mereka berjalan di muka penonton kemudian masuk ke sebuah ruangan untuk diambil gambarnya.  Gaya berjalan mereka setapak demi setapak sambil lengak-lengok dan senyum.Selain itu ada yang disebut sebagai "Matjan Keliaran", yaitu para perempuan Kowad berjalan tegap.

Pertunjukkan lain yang digelar ialah acara anak-anak berupa sulat Dick Trouvel dan pertunjukkan balet oleh sekolah balet pimpinan Yvonne Jacquet. Pada panggung terbuka tampil sejumlah band, angklung modern dan reog. 

Pada 1 hingga 3 September 1961 digelar pertunjukkan fashion oleh Baby Huwae, pemilihan ratu peragawati  diadakan di Gedung Pusat Kebudayaan Jalan Naripan.  Juga digelar lomba scooter.  Sementara film yang diputar di Bioskop Dewi yang berada di Jalan Braga ialah Film "Atlantist The lost Continent" pada 30 Agustus 1961, "Cimarron" pada 31 Agustus 1961, "Unhappy Love" pada 2 September 1961, "Ben Hur" pada 2 September seta "Gorgo" pada 3 September 1961.

Pada hari penutupan mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta dilaporkan hadir di Braga Festival. Hasil lainnya Deetje Dhawajuni, runner up Foto Queen Karang Setra pada 1958 dan Miss Varia 1959 tampil sebagai peragawati Marion Glamour School. Nama lain yang muncul ialah Sumiati Adisubrata menjadi Ratu Vespa.  

Arti pentingnya Braga Festival 1961 ialah Bandung sudah lama menunjukkan sebagai kota mode, kota musik dan kota kreatif.

Irvan Sjafari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun